Anak tak nafsu makan bisa jadi merupakan salah satu gejala mengalami cacingan. Infeksi yang disebabkan oleh cacing merupakan salah satu kondisi kesehatan paling umum yang sering ditemui pada anak-anak. Kejadian ini lebih cenderung menimpa anak-anak yang tinggal dalam kondisi kemiskinan ekstrem, terutama di negara-negara berkembang.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk dapat mengenali ciri-ciri anak yang mungkin terinfeksi cacing. Infeksi cacing pada anak-anak menjadi ancaman serius terhadap kesehatan secara global, terutama di lingkungan anak-anak. Infeksi dapat terjadi ketika anak memiliki kontak langsung dengan telur cacing melalui makanan, minuman, atau benda-benda sekitar. Bahkan, kurangnya kebiasaan mencuci tangan dapat menjadi faktor penyebaran infeksi, bahkan ke orang lain di sekitarnya.
Anak Tak Nafsu Makan, Bisa Jadi Gejala Cacingan!
Sebagian besar kasus anak yang mengalami cacingan tidak menunjukkan gejala yang serius dan berbahaya. Bahkan, orang tua bisa tidak menyadari gejalanya karena mirip masalah kesehatan lainnya. Namun, orang tua tetap perlu tahu apa saja ciri-ciri anak cacingan. Gejala yang paling khas adalah anak mengalami penurunan nafsu makan.
Selain itu, ciri-ciri anak cacingan lainnya termasuk:
- Mengalami penurunan berat badan.
- Sulit konsentrasi.
- Kurang bersemangat (lemah, letih, lesu).
- Tidur menjadi tidak nyenyak.
- Perut terasa kembung, keras, dan nyeri.
- Pantat terasa gatal, dapat memerah dan meradang karena anak sering menggaruknya.
- Terdapat cacing pada feses saat anak buang air besar.
- Mengeluarkan bunyi saat bernapas.
- Mudah tersinggung.
Berbagai Penyebab Cacingan pada Anak
Ada berbagai faktor yang dapat memicu infeksi cacing pada anak. Misalnya, tidak cuci tangan sebelum makan, kebiasaan menggigit kuku, jajan sembarangan, kontak dengan orang terinfeksi, dan mengonsumsi buah atau sayuran yang belum dicuci bersih, atau mengonsumsi makanan yang tidak higienis atau tidak matang sempurna, bahkan dapat tertular dari hewan peliharaan, tidak memakai alas kaki saat bermain di luar.
Cacing bisa masuk ke dalam tubuh melalui berbagai cara. Contohnya, dari makanan atau sentuhan seperti ketika tangan bersentuhan dengan tanah atau tinja yang mengandung telur cacing. Kemudian, telur cacing tersebut tersebut masuk ke dalam mulut ketika anak makan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.
Ketika sudah berada di dalam, telur cacing akan menetas pada usus kecil dan bergerak menuju anus. Nah, cacing yang sudah menetas bisa tertinggal di dalam usus. Tampilan fisiknya tampak seperti benang berwarna putih. Panjangnya berkisar satu sentimeter dan hidup pada usus bagian bawah. Satu ekor cacing betina dapat bertelur hingga 16 ribu butir.
Telur ini juga menjadi penyebab infeksi. Penyebaran terjadi ketika anak menggaruk pantat (karena gatal) dan tidak langsung mencuci tangan. Hal ini menyebabkan telur-telur cacing tersangkut pada kuku. Cacing yang tersangkut pada kuku ini yang menjadi penyebab penyebaran penyakit ke orang lain. Guna menekan penyebarannya, ibu bisa mengajarinya bagaimana langkah menjaga kebersihan dengan baik.
Cara Mencegah Cacingan pada Anak
Infeksi cacingan bisa memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Inilah sebabnya, setelah mengetahui ciri-ciri cacingan pada anak, ibu juga perlu mengetahui bagaimana cara pencegahan infeksi parasit satu ini. Pastikan untuk melakukan hal-hal berikut ini:
1. Ajarkan anak menjaga kebersihan
Ibu bisa melakukannya dengan mengajari cara mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. Ajak juga Si Kecil melakukan aktivitas ini setelah bermain, sebelum makan, dan setelah menggunakan kamar mandi.
2. Rutin mengganti pakaiannya
Ibu perlu mengajari anak mengganti pakaian setiap hari, terutama setelah ia bermain di luar ruangan. Jangan lupa mandi terlebih dulu supaya kotoran dan telur cacing yang menempel di tubuh hilang.
3. Potong kuku anak secara berkala
Telur cacing bisa tinggal dan menetap di bawah kuku anak. Jadi, ibu perlu memotong kukunya secara berkala. Apalagi jika anak sering bermain tanah atau pasir di luar ruangan.
4. Langkah pencegahan lainnya
- Ganti dan cuci seprai setidaknya setiap seminggu sekali.
- Mencuci sayuran dan buah dengan air mengalir sampai bersih.
- Memasak daging dan ikan sampai matang sebelum mengonsumsinya.
- Minum obat cacing secara rutin 2x setahun untuk seluruh anggota keluarga.
Anak yang terinfeksi cacing sering mengalami gangguan dalam penyerapan nutrisi, yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan mereka. Itu sebabnya, jangan abaikan kondisi ini dan segera mendapatkan pengobatan yang tepat.