Dampak Friends with Benefits (FWB) ternyata bisa menjadi sangat buruk bagi kesehatan seksual dan mental. Hubungan friends with benefits (FWB) dapat memiliki dampak negatif terhadap kesehatan seksual remaja. FWB meningkatkan risiko terjadinya infeksi penyakit menular seksual. Dapat menyebabkan kehamilan dan pemahaman yang salah tentang arti dari keintiman seksual.
Dampak Friends with Benefits bagi Kesehatan Seksual dan Mental
Hubungan FBW yang disertai atau tanpa aktivitas seksual, bisa menimbulkan berbagai dampak negatif bagi remaja. Contohnya:
1. Risiko penyakit menular seksual
Hubungan ini sangat berisiko menyebabkan penyakit menular seksual. Hal ini karena sering berganti pasangan saat melakukan hubungan intim menjadi penyebab utama dari penyakit menular seksual. Ada berbagai penyakit menular seksual yang berisiko dialami, seperti:
- Sifilis
Terjadi akibat adanya infeksi bakteri Treponema pallidum. Gejala awal dari sifilis adalah munculnya luka pada area kelamin, mulut, hingga dubur. Penyebaran bisa terjadi ketika seseorang melakukan kontak dengan luka yang terbuka. - Gonore
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae dan menyebar melalui hubungan seksual, baik secara oral, anal, maupun melalui vagina. - Herpes kelamin
Ada beberapa gejala terkait penyakit ini, seperti luka terbuka pada area mulut dan kelamin, demam, dan nyeri saat buang air kecil. - Terinfeksi human immunodeficiency virus (HIV)
Ini terjadi akibat virus yang ditularkan melalui cairan tubuh, seperti sperma, darah, atau cairan vagina masuk ke dalam tubuh orang lain.
2. Kehamilan yang tidak direncanakan
Selain memicu penularan penyakit seksual, FWB juga bisa menyebabkan kehamilan yang tidak terduga. Kehamilan yang tidak terduga pada anak remaja dapat memiliki berbagai bahaya dan dampak negatif.
Kehamilan pada usia ini dapat meningkatkan risiko komplikasi kesehatan, seperti anemia, tekanan darah tinggi, dan persalinan prematur. Sebab, tubuh terutama sistem reproduksi anak remaja masih dalam proses pertumbuhan dan perkembangan.
Selain itu, kehamilan yang tidak terduga dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi pada anak remaja. Sebab, anak remaja belum siap secara emosional dan psikologis untuk menghadapinya.
3. Praktik aborsi yang tidak aman
Kehamilan yang tidak terduga juga memicu praktik aborsi tidak aman. Perlu kamu tahu kalau Indonesia sendiri tidak melegalkan aborsi. Karena tidak legal, ada banyak praktik ilegal yang tidak aman, dan bisa membahayakan keselamatan dan kesehatan reproduksi remaja perempuan. Sebagai informasi tambahan, melakukan aborsi di Indonesia hanya boleh dalam situasi darurat medis ataupun korban pemerkosaan. Hal ini terangkum dalam KUHP Pasal 463 UU 1/2023.
4. Memicu masalah kesehatan mental
FWB sering kali melibatkan perasaan yang kompleks dan ambigu. Remaja mungkin merasa stres atau cemas, karena tidak jelas sejauh mana hubungan ini akan berkembang. Nah, hal ini bisa memengaruhi kesehatan mental secara spesifik, dengan beberapa kondisi mulai dari:
- Kecemasan.
Hubungan FWB bisa membuat remaja merasa cemas tentang eksklusivitas dan komitmen. Ini bisa menghasilkan ketidakpastian dan kekhawatiran tentang masa depan hubungan mereka. - Dampak pada harga diri.
Terlibat dalam hubungan FWB bisa mempengaruhi harga diri remaja. Mereka mungkin merasa kurang menghargai atau merasa seperti objek seksual, yang bisa merusak kesehatan mental mereka.
5. Penekanan terhadap aspek fisik pada suatu hubungan
Hubungan FWB sering kali berdasar pada kepentingan fisik dan seksual. Dampaknya, anak remaja mungkin lebih mementingkan aspek fisik dalam hubungan daripada aspek-emosi atau komitmen. Ini membuat remaja membangun kecenderungan untuk melihat segala sesuatunya dari penampilan luar ketimbang dari dalam.