Dampak konsumsi ekstasi ini bisa mengancam generasi muda. Ekstasi merupakan salah satu jenis narkotika yang populer di kalangan remaja dan dewasa muda. Banyak yang mengkonsumsinya untuk tujuan rekreasi karena dapat menciptakan perasaan euforia, meningkatkan energi, dan merangsang rasa empati sosial.
Dampak Konsumsi Ekstasi yang Mengancam Generasi Muda
Penggunaan obat terlarang ini juga akan membuat para penggunanya menjadi ketergantungan atau kecanduan. Karena itu, sering ditemukan kasus overdosis penggunaan. Obat yang hadir dalam berbagai bentuk dan warna ini juga terkadang dicampur dengan narkotika jenis lain agar efek yang didapatkan lebih terasa.
Di Indonesia, ekstasi termasuk dalam kategori obat-obatan terlarang golongan I. Obat Inex, ADAM, Clarity, atau Essence adalah sebutan lain dari obat terlarang ini yang umum digunakan. Cara mengonsumsinya beragam, mulai dari hisapan melalui hidung setelah menghaluskannya, suntikan langsung ke pembuluh darah (biasanya di tangan), atau ditelan laiknya meminum obat.
Di balik sensasi menyenangkan dan melegakan yang didapat, mengonsumsi obat terlarang ini juga memiliki dampak negatif untuk kesehatan tubuh.
1. Efek jangka pendek
Efek ekstasi jangka pendek yang paling terasa adalah setelah kamu mengonsumsinya. Akan terjadi perubahan emosi, seperti hilangnya rasa sedih, cemas, dan khawatir.
Stres dan depresi tak lagi mengganggu karena pemakai akan berhalusinasi seolah-olah mereka merasa senang, bahagia, selalu dan ingin tertawa.
Namun, semua perasaan bahagia dan menyenangkan ini sifatnya hanya semu dan tak menyelesaikan masalah yang membuatmu stres dan depresi. Tentunya, ini bukan hal yang baik untuk kesehatan psikis para pemakai.
Umumnya, efek samping muncul sekitar 20 menit dan akan berlangsung sekitar 3-4 jam. Efeknya ditandai dengan:
- Euforia dan merasa energi serta percaya diri tinggi.
- Detak jantung dan pernapasan cepat.
- Tekanan darah meningkat.
- Berkeringat dan dehidrasi.
- Mual.
- Mengatupkan rahang dan menggertakkan gigi.
- Kesemutan dan nyeri otot.
- pupil-pupil mengecil atau membesar.
- Haus berlebihan, tapi jika minum terlalu banyak air dapat mengakibatkan kematian.
- Kehilangan selera makan.
- Halusinasi.
Efek di atas jika dibiarkan dapat mengganggu kesehatan ginjal, bahkan menyebabkan kematian.
2. Efek ekstraksi subakut
Biasanya, ada pola yang khas dari penggunaan obat terlarang ini, yaitu periode yang terus menerus menggunakannya.
Lalu, diikuti dengan periode tanpa penggunaan ekstasi sama sekali, kemudian pengulangan. Lama-kelamaan, penggunaan obat ilegal ini dapat menyebabkan kerusakan jantung dan aritmia.
Selama periode tidak menggunakan obat terlarang ini sama sekali, pengguna dapat mengalami:
- Depresi.
- Gangguan ingatan dan konsentrasi.
- Kecemasan.
- Agresif.
- Mudah marah.
Pasalnya, di balik perasaan bahagia dan senang yang dominan, organ-organ tubuh dipaksa bekerja ekstra selama 3-4 jam. Reaksi ini perlahan tapi pasti akan menggerogoti organ-organ tubuhmu karena sifatnya yang merusak.
3. Efek jangka panjang
Penggunaan jenis obat terlarang ini juga memiliki efek jangka panjang. Studi menunjukkan bahwa masalah jangka panjang yang mungkin muncul yaitu:
- Kerusakan permanen pada sel-sel otak yang membuat neurotransmitter serotonin. Sel tersebut penting dalam pengaturan suasana hati, suhu tubuh, nafsu makan, dan dorongan seks.
- Kerusakan hati.
- Masalah memori dan konsentrasi.
- Depresi.
- Perubahan kepribadian.
- Risiko infeksi human immunodeficiency virus (HIV), hepatitis, keracunan darah atau abses kulit, jika obat disuntikkan menggunakan jarum suntik bersama.
- Peningkatan kebutuhan untuk menggunakan obat lain (seperti benzodiazepin, alkohol, atau ganja) untuk menyeimbangkan efek samping.
Konsumsi obat terlarang ini dalam jumlah berlebih dan jangka panjang akan mengakibatkan kerusakan otak. Tanda-tanda yang terlihat adalah tubuh mengalami stroke, dan menurunnya daya ingat akibat kelumpuhan otak.
Pada beberapa kasus, penggunaan dalam jangka panjang akan menyebabkan kematian.
4. Efek penarikan obat
Orang yang telah menggunakan obat terlarang ini dalam waktu lama biasanya mengalami peningkatan kebutuhan dosis agar bisa mencapai keinginan rasa bahagia. Jika dosis itu tidak bisa tercapai, misalnya saat berhenti memakainya, maka pengguna akan mengalami efek penarikan obat atau sakau.
Gejala penarikan obat dapat merasakan gelisah, bingung, kelelahan, sulit berkonsentrasi, dan depresi berat. Ketidaknyamanan tersebut bisa membuat pengguna untuk terus menggunakannya hingga overdosis.
Apabila pengguna ekstasi tidak menyadari bahwa ia sedang hamil dan terus menggunakan obat ilegal ini, maka hal tersebut dapat membahayakan janinnya. Efek obat terlarang ini pada kehamilan dan janin yaitu keguguran, kelahiran prematur, bahkan cacat lahir.
Itulah beberapa dampak konsumsi ekstasi bagi generasi bangsa yang dapat merugikan diri dan orang lain. Semoga bermanfaat!