Dampak pemanasan global sangat berbahaya, apalagi bagi kesehatan. Pemanasan global adalah suatu peristiwa yang mengakibatkan peningkatan suhu rata-rata planet Bumi dalam rentang waktu yang panjang. Dampak dari perubahan iklim ini mencakup potensi ancaman terhadap kesehatan manusia dan keberlanjutan lingkungan.
Penyebab dampak pemanasan global ini melibatkan agen penyakit yang dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan lingkungan. Konsekuensinya, berbagai masalah kesehatan muncul, seperti peningkatan risiko keracunan makanan, masalah kesehatan mental, serta gangguan pada sistem pencernaan.
Ingin mengetahui lebih detail mengenai dampak pemanasan global terhadap kesehatan manusia dan lingkungan? Simak penjelasan berikut!
Dampak Pemanasan Global bagi Kesehatan dan Kehidupan
Pemanasan global menyebabkan gelombang panas dan suhu yang ekstrem. Kondisi tersebut dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan, seperti:
1. Keracunan makanan
Menurut  United Nations Environment Programme (UNEP), cuaca ekstrem meningkatkan risiko keracunan makanan. Hal itu terjadi ketika alam memaksa tanaman untuk beradaptasi terhadap kondisi kekeringan. Dampaknya, tanaman akan mengaktifkan atau mengakumulasi berbagai jenis racun yang memengaruhi rasa, bahkan mematikan bagi manusia maupun hewan ternak. Selain itu, peningkatan suhu udara dapat meningkatkan kasus keracunan makanan terkait bakteri. Contohnya seperti bakteri Salmonella yang tumbuh lebih cepat di lingkungan yang hangat.
2. Alergi
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), polusi udara menyebabkan konsentrasi serbuk sari (pollen) lebih tinggi. Hal inilah yang membuat banyak orang mengalami masalah kesehatan akibat alergi terhadap serbuk sari mapun alergen lainnya. Paparan berulang terhadap alergen tersebut memicu sistem kekebalan tubuh untuk merespons dengan munculnya gejala alergi. Contohnya seperti bersin, pilek, dan hidung tersumbat.
3. Gangguan pencernaan
Studi berjudul Mini Review: The Impact of Climate Change on Gastrointestinal Health yang terbit pada Middle East Journal of Digestive Diseases (MEJDD) menemukan, bahwa perubahan iklim dapat menyebabkan perubahan mikrobiota usus. Hal tersebut yang pada akhirnya berdampak pada pola penyakit pencernaan. Pemanasan global dapat mempengaruhi paparan terhadap patogen yang ditularkan melalui air. Misalnya, bakteri, virus, dan parasit seperti Cryptosporidium serta Giardia. Selain itu, juga terdapat bahan kimia yang berakhir di air akibat aktivitas manusia. Mengonsumsi air yang telah terkontaminasi bisa memicu berbagai gangguan kesehatan. Contohnya diare, muntah-muntah, bahkan dehidrasi yang bisa berujung pada kematian.
4. Gangguan pernapasan
Melansir dari United States Environmental Protection Agency, perubahan iklim mempengaruhi udara yang kita hirup, baik di dalam maupun di luar ruangan. Peningkatan suhunya dapat memperburuk kualitas udara. Selain itu, pemanasan global juga meningkatkan risiko kebakaran hutan yang menimbulkan asap dan polutan beracun. Asap dari kebakaran tersebut menimbulkan dampak pada meningkatnya kadar karbon dioksida dan suhu yang lebih panas. Nah, hal tersebut menyebabkan serangan asma dan masalah pernapasan lainnya.
5. Malanutrisi
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan 2 miliar orang kekurangan air minum bersih, dan 600 juta orang mengidap penyakit bawaan makanan setiap tahunnya akibat pemanasan global. Perubahan iklim akibat pemanasan global mempengaruhi ketersediaan, kualitas dan keanekaragaman pangan, sehingga memperburuk krisis pangan serta gizi. Persentase kematian akibat kekurangan makanan sebanyak 30 persen, umumnya terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun.
Dampak Pemanasan Global Bagi Kehidupan dan LingkunganÂ
Tak hanya menimbulkan penyakit, pemanasan global juga menimbulkan dampak bagi keberlangsungan kehidupan dan lingkungan.
1. Udara menjadi lebih kotor
Kenaikan suhu dapat memperburuk polusi udara, terlebih ditambah polusi dari mobil, pabrik, dan sumber lainnya. Hal ini mampu meningkatkan kabut ozon di permukaan tanah. Udara yang kotor mampu meningkatkan risiko seseorang dirawat di rumah sakit, bahkan kematian bagi pengidap asma. Hal ini juga dapat memperburuk kesehatan seseorang dengan penyakit jantung atau paru-paru. Suhu yang lebih hangat juga meningkatkan jumlah serbuk sari di udara, tentu tidak ramah oleh pengidap demam dan alergi lainnya.
2. Air laut menjadi lebih asam
Lautan dapat menjadi lebih asam, disebabkan penyerapan kelebihan emisi. Saat pengasaman laut lebih cepat, ancaman serius bisa terjadi bagi biota bawah laut, terutama pada hewan dengan cangkang atau kerangka, seperti kepiting dan karang. Bahkan, bisa jadi makanan laut yang dikonsumsi sudah mengandung zat yang tidak menyehatkan.
3. Permukaan laut menjadi lebih tinggi
Lapisan es yang ada di kutub mencair dengan cepat, sehingga permukaan laut juga dapat naik dengan mudah. Bahkan, diperkirakan pada tahun 2100, lautan lebih tinggi satu meter. Jika dibiarkan, ancaman pada sistem pesisir dan daerah dataran rendah bisa terjadi. Tentunya hal ini bisa membahayakan kehidupan manusia.
4. Ancaman kepunahan spesies hewan dan tumbuhan
Perubahan iklim yang parah dapat membuah ancaman kepunahan satu dari enam spesies, baik dari tumbuhan maupun hewan. Akibat perubahan iklim ini, pilihannya hanya dua, yaitu bergerak atau beradaptasi. Perubahan yang terlalu cepat mampu membuat suatu spesies sulit beradaptasi untuk mengikutinya. Jumlah perusakan habitat juga membuat pergerakan makhluk hidup tersebut menjadi lebih sulit.
5. Gelombang panas
Pemanasan global yang terus terjadi dapat menyebabkan gelombang panas. Jika semakin parah, bisa jadi menimbulkan penyakit dan bahkan kematian, terutama pada lansia. Kelembapan yang tinggi juga dapat menyebabkan nyamuk lebih mudah untuk berkembang biak, sehingga penularannya lebih rentan terjadi.
Itulah dampak pemanasan global yang jarang disadari oleh banyak orang. Masalah ini dapat menimbulkan masalah yang besar dan bahkan kematian. Meski begitu, tidak mudah untuk mengembalikan masalah pemanasan ini dalam waktu yang singkat. Semua orang perlu ikut serta dalam mengembalikan ekosistem Bumi agar nyaman untuk ditinggali.