Selama pandemi, Pemerintah telah mengimplementasikan kebijakan #dirumahaja dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di seluruh wilayah Indonesia sebagai upaya membatasi aktifitas di luar rumah. Dampaknya, akses untuk menikmati kuliner di luar atau berkumpul di kafe bersama teman-teman menjadi terbatas. Meskipun demikian, kebutuhan akan pangan tetap harus terpenuhi, dan inilah alasan mengapa layanan pesan antar makanan menjadi alternatif yang populer. Melalui layanan ini, kamu masih dapat menikmati hidangan favorit tanpa harus meninggalkan rumah.
Namun, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan ketika memesan makanan melalui layanan pesan antar agar tidak menguntungkan kedua belah pihak. Apa saja hal-hal tersebut? Simak informasinya di bawah ini!
Terlalu Banyak Memberikan Catatan (Notes)
Memesan makannan melalui jasa layanan pesan antar tidaklah sama dengan memesannya langsung di restoran. Jika kamu pesan makanan di restoran, pelayan akan langsung mencatat pesananmu dan kamu bisa request ini dan itu sesukamu. Tapi lain halnya dengan saat memesan makanan dengan kurir. Kurir yang akan memesankan makananmu pasti akan kerepotan jika ada banyak sekali catatan pada pesananmu. Apalagi kalau kamu pesanannya beragam. Kurir berbeda dengan pelayan yang memang sudah dilatih untuk mencatat apa keinginan pelanggan. Sebisa mungkin kurangi pemberian catatan pada pesananmu. Misalkan hanya menuliskan, “Jangan pedas”. Bukan seperti, “Pedasnya sedang saja, pakai cabainya 2 biji saja, jangan terlalu banyak saus, bla… bla..bla…”
Tidak Mencantumkan Alamat yang Lengkap
Kebiasaan ini memang kadang terlupakan karena biasanya kita tidak mau repot menuliskan alamat lengkap. Paling hanya nama jalan, nomor rumah, dan nama kompleksnya saja. Alangkah lebih baiknya jika kamu menuliskan alamat lengkap beserta patokannya. Meski alamat yang diberikan sudah tepat pada titik maps, tapi pada kenyataannya masih banyak kurir yang sering kebingungan saat mencari alamat yang dituju. Jadi selain memberikan alamat sesuai titik maps, berikan juga patokan rumahnya ya!
Mengabaikan Telepon/Chat Kurir
Hayo siapa di antara kamu yang setelah memesan makanan kemudian ponsel ditinggal begitu saja alias tidak dipantau pesanannya. Kurir biasanya akan menelpon atau chat kita, entah itu karena ada item yang kurang, harga tidak sesuai, hingga menanyakan patokan alamat rumah. Jika kamu tidak dalam keadaan stand by, kurir akan merasa kerepotan karena tidak bisa memutuskan.
Menyuruh Kurir untuk Buru-buru
Siapa di antara kamu yang sering menyuruh kurir untuk buru-buru mengantar pesananmu karena sudah lapar? Di tengah pandemi seperti saat ini, hal tersebut seharusnya dihindari karena bisa jadi antrianya dalam restoran ada banyak sehingga kurir harus menunggu terlebih dahulu. Oleh karena itu, sebelum kamu merasa lapar berat sebaiknya langsung saja memesan. Jadi kurir tak perlu terburu-buru mengantar makanan kepadamu.
Memesan dalam Jumlah yang Tak Wajar
Kurir makanan yang mengantar makanan pesanan kamu, biasanya menggunakan kendaraan roda dua alias motor untuk mengantar pesanannya sehingga ada batasan limit yang bisa mereka bawa. Jadi pesanlah dalam jumlah yang wajar. Jika ingin memesan banyak, lebih baik kamu menyewa dua kurir alias memesan dua kali sehingga semua pesanan bisa diantarkan dengan baik.
Memberikan Penilaian yang Buruk Hanya Karena Kesal
Terakhir adalah memberikan penilaian yang buruk hanya karena kamu sedang kesal. Mereka yang bekerja sebagai kurir bisa-bisa kena teguran oleh atasannya dan parahnya bisa saja dipecat. Jadi ketika kamu memberikan penilaian, ingatlah kalau mereka sudah berjuang mengantarkan pesananmu selamat hingga ke tujuan. Lain halnya jika pesananmu tidak sampai atau ada item yang hilang.