Kabar terbaru film ‘Kiblat’ setelah tidak boleh tayang oleh warganet dan viral di media sosial dengan berbagai hujatan. Horor telah menjadi salah satu genre film yang sangat favorit oleh masyarakat Indonesia. Selama bertahun-tahun, film-film horor selalu hadir di bioskop-bioskop maupun platform streaming online.
Berbagai film horor dengan beragam cerita telah terproduksi untuk menghibur masyarakat Indonesia. Namun, belakangan ini, beberapa film horor mulai dikritik karena dianggap menyuarakan stereotip negatif terhadap agama Islam. Salah satu film yang sedang hangat menjadi perbincangan dan menuai kontroversi di kalangan warganet adalah film Kiblat.
Kabar Terbaru Film ‘Kiblat’

Bukan panen pujian atau antusias masyarakat, saat poster dan trailer rilis , film Kiblat malah langsung ramai menjadi perbincangan. Dalam posternya, terlihat potret seorang perempuan yang tengah salat dalam posisi rukuk, tapi setelahnya potret tidak lazim terjadi, yakni kepala yang memutar dan berteriak.
Di laman X (dulunya Twitter), warganet mengecam hadirnya film ini. Banyak dari mereka yang mengatakan, bahwa film seperti ini hanya membuat banyak orang jadi takut untuk beribadah.
“Maaf bukan maksud nggak menghargai film lokal tapi kalo boleh jujur film begini tuh buat jadi takut sholat… bukannya menambah keimanan malah kurang iman,” tulis @pre***.
“Film horror gini tuh nggak ada manfaatnya, cuma bikin orang pada takut salat atau jd parno. Padahal salat itu yang bikin kita jauh dari hal-hal negatif, dosa banget nih yang bikin film begini apalagi sampe bikin orang lain males salat karena takut kejadian kayak di film horror,” kata @hny***.
“Padahal urban legend di Indo se-buanyak itu, cerita mistis rakyat-rakyat dan suku-suku di Indo juga banyak banget yang bisa dikulik ayolah bapak ibu produser stop bikin-bikin film horror berbau agama begini,” komentar @kis***.
Ketua MUI Sempat Larang Penayangan Film Kiblat

Ramainya hal ini di media sosial, membuat Ketua MUI Bidang Dakwah Cholil Nafis angkat bicara. Pada Minggu (24/3), ia meminta film Kiblat yang merupakan produksi dari Leo Pictures untuk tidak tayang di bioskop.
“Acapkali menggunakan promosi sensitif dan kontroversi agar menarik perhatian dan banyak penonton. Tapi klo menyinggung agama biasanya malah tak boleh ditonton,” tulis Cholil Nafis di laman Instagramnya.
“Seringkali reaksi keagamaan dimainkan oleh pebisnis utk meraup untung materi. Yang gini tak boleh dibiarkan harus dilawan,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Ketua MUI menyampaikan jika film Kiblat yang menurutnya gambarnya seram ini, tidak boleh tayang.
“Saya tak tahu isi filmnya maka belum bisa komentar. Tapi gambarnya seram kok, judulnya kiblat ya. Saya buka-buka arti kiblat hanya Ka’bah, arah menghadapnya orang-orang salat,” katanya.
“Kalau ini benar sungguh film ini tak pantas diedar dan termasuk kampanye hitam terhadap ajaran agama maka film ini harus diturunkan dan tak boleh tayang,” tutupnya.
Produser Film Kiblat Bertemu Ketua MUI Usai Melarang Tayang

Dalam unggahan terbaru Ketua MUI Cholil Nafis di laman Instagramnya, diketahui bahwa tim Leo Pictures dari film Kiblat hadir ke Majelis Ulama Indonesia, untuk menyelesaikan polemik yang terjadi di masyarakat. Dalam pertemuan tersebut, tim produser film Kiblat memaparkan isi film, proses pemilihan judul, dan poster. Termasuk soal penyebab adanya kontroversi di masyarakat tentang judul film dan posternya.
Tim Leo Pictures akhirnya meminta maaf atas kegaduhan yang terjadi. Hasil dari pertemuan ini adalah film Kiblat akan diganti judul dan poster filmnya. Sedangkan isinya film akan diserahkan kepada Lembaga Sensor Film (LSF) untuk menilai atau meloloskannya.
“Walhamdulillah telah disepakati penyelesaian maslaah dengan meminta maaf, mengubah judul film dan posternya. Mudah-mudahan bisa menghakhiri kontroversi dan kreasi anak bangsa tetap jalan pada koridornya,” tulis Ketua MUI Cholil Nafis, Rabu (27/3/2023).