Pasar ekspor kopi ke Eropa meningkat sejak bibit kopi pertama kali tiba di Indonesia pada tahun 1699. Dengan peningkatan ini, Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC), perusahaan dagang milik Hindia Belanda yang berdiri sejak tahun 1602, mengajarkan petani kopi di Nusantara sistem tanam paksa untuk komoditas kopi.
Dengan mempertimbangkan bagian sejarah, dapat disimpulkan bahwa kopi telah ada di Indonesia sejak lama. Kopi klothok ditemukan di Jawa Tengah dan wilayah sekitarnya, meskipun tidak setua kopi Turki—dianggap sebagai cara minum kopi tertua di dunia. Selain itu, rasanya hampir sama!
Kopi ini termasuk salah satu dari sekian kopi tradisional yang ada di Indonesia. Kamu bisa menemukannya di kota Temanggung, Jawa Tengah.
Kopi klotok bukan nama varietas kopi tertentu. Ini cuma soal metode saja. Sama halnya dengan kopi Turki, cara membuat kopi klotok pun dengan merebus air bersama bubuk kopi varietas apapun, baik arabika atau robusta. Yang penting, bubuk kopinya digiling fine (namun tidak sehalus kopi Turki).
Kalau kopi Turki memakai perpaduan fungsi ibrik dengan kompor api atau kompor pasir, kopi klotok memakai panci dan tungku arang. Mula-mula si pembuat kopi memasukkan sekitar satu setengah bubuk kopi ke dalam panci, mencampurkan secangkir air biasa, menutup panci, lalu direbus di atas bara tungku sampai mendidih. Biasanya, waktu mendidih cukup menunggu 3-5 menit.
Soal penyajian tambahan seperti susu kental manis atau gula ke dalam kopi, si penjual biasanya tidak menambahkannya setelah kopi matang. Namun susu atau gula dicampur-adukkan sebelum direbus di atas arang panas.
Saat kopi klotok tersaji di depan mata saya, tekstur, aroma, dan rasanya memang mirip dengan kopi Turki. Tingkat kekentalan pekat, warnanya gelap, rasanya? Kamu harus coba sendiri. Kalau saya waktu itu mengicip kopi Wine Arabika Sindoro dan Robusta Sindoro. Cara masak seperti Turki membuat body kopi klotok cukup kuat. Krema yang dihasilkan juga mirip pekatnya dengan Turki.
Mengingat cara penyeduhan kopinya seperti itu, saya menyarankan kopi robusta ketimbang arabika. Hanya saja, ini soal selera. Yang penting, kemurnian rasa kopi klotok bisa didapat kalau tidak pakai campuran apapun seperti gula, dsb.
Soal harga, tidak perlu kuatir. Kopi klotok yang saya kunjungi dibanderol dengan harga paling murah Rp 5 ribu hingga paling mahal Rp 35 ribu per gelas. Harga ini bisa berbeda karena jenis kopi yang digunakan juga beda dan juga memang harga penjualnya berbeda.
Yang jelas, kalau kamu pengin atau berencana main ke Jawa Tengah, kopi klotok wajib kamu coba.