Kamis, 31 Juli 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Mengenal Food Shaming dan Contoh Kalimat, Sudah Tahu?

Mengenal food shaming dan contoh kalimat yang terlontar menarik untuk kita ketahui. Banyak orang mungkin sudah akrab dengan istilah body shaming, tapi bagaimana dengan food shaming? Mungkin istilah ini masih terdengar asing bagi sebagian. Meskipun terdengar sepele, food shaming adalah fenomena yang memiliki dampak signifikan pada kesehatan mental dan emosional seseorang.

Apa arti food shaming dan bagaimana cara menanggapinya? Yuk, mari kita ketahui lebih lanjut.

Mengenal Food Shaming dan Contoh Kalimat

Apa itu Food Shaming?

Melansir Geisinger, food shaming merujuk pada seseorang yang menilai atau mengkritik apa yang orang lain makan, baik dengan sengaja maupun tidak sengaja. Fenomena ini bisa berupa komentar negatif tentang jenis makanan, kualitas makanan, jumlah kalori, lemak, karbohidrat, atau ukuran porsi.

Food shaming juga bisa terjadi melalui tindakan non-verbal seperti ekspresi wajah, tatapan, atau sikap yang mengejek terhadap pilihan makanan seseorang. Hal ini menciptakan tekanan sosial atau perasaan bersalah terkait makanan yang dikonsumsi oleh seseorang, yang dapat mempengaruhi kesehatan mental, emosional, dan pola makan mereka.

 

Beberapa contoh perkataan yang ternyata termasuk ke kategori food shaming:

Mengenal Food Shaming dan Contoh Kalimat, Sudah Tahu?

“Kamu makan apa sih? Kok baunya nggak enak sih?”

“Jangan sering-sering makan itu, nanti makin gendut, lho!”

“Kok makannya sedikit banget? lagi ngirit ya?

“Kamu nggak bosan makan itu terus? Aku aja udah bosan lihatnya”

“Masa makanan kayak gitu aja beli? Bikin sendiri, dong!”

“Kamu makan lagi? Bukannya tadi sudah makan? Rakus banget!”

 

Alasan Seseorang Melakukan Food Shaming

Berdasarkan penjelasan dari seorang psikologis, Ninoska Peterson, PhD, ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan food shaming seperti pandangan negatif terhadap jenis makanan tertentu dapat dipengaruhi oleh budaya atau lingkungan di mana seseorang dibesarkan.

Misalnya, jika seseorang dibesarkan dalam budaya yang menganggap makanan tertentu sebagai penyebab kegemukan, mereka mungkin cenderung melakukan food shaming terhadap makanan tersebut. Alasan lainnya yaitu pengalaman pribadi dengan makanan tertentu, seperti memiliki masalah kesehatan terkait makanan tersebut. Hal ini dapat memengaruhi sikap seseorang terhadap makanan dan mengarah pada food shaming.

Bagaimana Cara Menanggapi Food Shaming?

Mengenal Food Shaming dan Contoh Kalimat, Sudah Tahu?

Membicarakan Secara  Langsung:
Saat menghadapi food shaming, penting untuk menunjukkan empati terhadap pilihan makanan seseorang. Kamu dapat menyampaikan bahwa setiap orang memiliki preferensi makanan yang berbeda dan alasan tertentu untuk memilihnya. Menurut Dr. Theresa DiDonato, seorang psikolog sosial, berbicara dengan empati dapat membantu mengurangi dampak negatif dari food shaming dan memberikan pemahaman yang lebih baik kepada orang lain.

Tetap Tenang dan Tahan Emosi:
Pertahankan sikap yang tenang dan tahan emosi saat menanggapi komentar negatif tentang makanan. Menurut artikel dari National Eating Disorders Association (NEDA), menyikapi food shaming dengan kemarahan atau defensif dapat meningkatkan stres dan merusak kesehatan mental seseorang.

Memberikan Pemahaman:
Terkadang, food shaming terjadi karena kurangnya pemahaman tentang makanan dan gizi. Kamu dapat memberikan pemahaman tentang topik ini, seperti menjelaskan manfaat kesehatan dari pilihan makanan seseorang. Memberikan informasi yang faktual dan membangun kesadaran tentang makanan dapat membantu mengurangi stigmatisasi terhadap pilihan makanan tertentu.

Memberikan Batasan:
Jika food shaming terjadi secara berulang dari orang tertentu, penting untuk menetapkan batasan. Menetapkan batasan dengan tegas dapat membantu melindungi kesehatan mental dan emosional seseorang dari dampak negatif food shaming.

Perlu kita ingat, masih banyak orang yang tidak menyadari apa yang dikatakan adalah termasuk food shaming. Jika kamu merasa kamu pernah menjadi ‘pelaku’ dari fenomena ini, sebaiknya ubah kata-kata tersebut menjadi nasihat dan berikan solusinya ya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles