Selasa, 12 Agustus 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Mengenal Jenis Attachment Style dan Ciri-Cirinya

Mengenal jenis attachment style ini penting untuk kita ketahui ciri-cirinya. Pengertian attachment style pertama kali oleh psikoanalis John Bowlby pada tahun 1950-an dan kemudian berkembang lebih lanjut oleh Mary Ainsworth. Oleh karena itu, setiap jenis attachment dalam teori ini memiliki karakteristik yang unik.

Attachment style memiliki dampak signifikan terhadap cara seseorang membentuk ikatan dan merespon kebutuhan emosional. Teori ini juga memainkan peran penting dalam cara individu berinteraksi dengan orang lain, baik dalam konteks hubungan pribadi maupun sosial.

Mengenal Jenis Attachment Style dan Ciri-Cirinya

Terdapat beberapa jenis attachment style dan karakteristiknya masing-masing. Berikut ini di antaranya:

1. Secure attachment style

Secure attachment style ditentukan oleh kemampuan untuk membangun hubungan yang sehat dan tahan lama. Ini adalah hasil dari perasaan aman yang tercipta sejak masa kanak-kanak dari pola asuh orang tua. Beberapa cirinya, antara lain:

  • Kemampuan untuk mengatur emosi.
  • Mudah mempercayai orang lain.
  • Kemampuan komunikasi yang baik.
  • Kemampuan mencari dukungan emosional.
  • Merasa nyaman saat sendirian dan tidak bergantung pada orang.
  • Nyaman ketika menjalani hubungan dekat.
  • Kemampuan untuk merefleksikan diri dalam menjalin kemitraan.
  • Kemampuan mengelola konflik dengan baik.
  • Memiliki harga diri yang tinggi.

Pemilik secure attachment style tumbuh dengan perasaan aman dari segi emosional dan fisik. Pada akhirnya, hal ini yang membuat mereka bisa berinteraksi dengan orang lain dengan cara yang sehat.

2. Avoidant attachment style

Avoidant attachment style adalah teori yang berarti kegagalan membangun hubungan jangka panjang dengan orang lain. Alasannya karena ketidakmampuan mereka terlibat dalam keintiman fisik dan emosional. Pemilik karakteristik avoidant attachment style tumbuh dewasa dengan pola asuh:

  • Sering ditinggalkan dan mengurus diri sendiri.
  • Dipaksa untuk mandiri.
  • Sering ditegur karena terlihat manja.
  • Sering ditolak karena mengutarakan kebutuhan atau perasaan.

Dengan demikian, karakter avoidant attachment style pada anak menghasilkan perkembangan rasa kemandirian yang kuat. Pada akhirnya menyebabkan ketidakmauan mereka untuk bergantung pada orang lain dalam mencari perawatan atau dukungan. Beberapa tandanya meliputi:

  • Terus-menerus menghindari keterikatan emosional atau fisik.
  • Merasakan rasa kemandirian yang kuat.
  • Merasa tidak nyaman untuk mengungkapkan perasaan.
  • Meremehkan orang lain.
  • Sulit mempercayai orang.
  • Merasa terancam oleh siapa pun yang mencoba mendekat.
  • Menghabiskan lebih banyak waktu sendirian ketimbang berinteraksi dengan orang lain.
  • Mempercayai bahwa tidak membutuhkan orang lain dalam hidup.

3. Anxious attachment style

Selain itu, tanda anxious attachment style juga oleh ketakutan akan penolakan, kekhawatiran bahwa orang yang mencintai akan meninggalkannya ketergantungan pada pasangan untuk validasi dan pengaturan emosional, serta kecenderungan menjadi kodependen. Anak yang tumbuh dengan karakteristik ini memiliki pola asuh:

  • Terkadang terlalu memanjakannya, kemudian mengabaikannya.
  • Mudah menyerah.
  • Terkadang penuh perhatian, kemudian cuek.

Karena pola asuh tersebut, anak-anak tumbuh dengan pemikiran bahwa mereka seharusnya menjaga perasaan orang lain dan kodependen. Kodependen adalah bergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan emosionalnya. Karakteristik anxious attachment style memiliki ciri berupa:

  • Sangat sensitif terhadap kritik.
  • Memerlukan validasi dari orang lain.
  • Kecenderungan cemburu.
  • Tidak bisa sendirian.
  • Merasa rendah diri.
  • Merasa tidak layak untuk dicintai.
  • Ketakutan yang sangat besar terhadap penolakan.
  • Ketakutan yang signifikan akan seseorang meninggalkannya.
  • Kesulitan mempercayai orang lain.

4. Disorganized attachment style

Disorganized attachment style didefinisikan sebagai perilaku yang sangat tidak konsisten dan kesulitan mempercayai orang lain. Penyebabnya, yaitu trauma masa kanak-kanak, pengabaian, atau pelecehan. Karakteristik ini memiliki ciri berupa:

  • Takut akan penolakan.
  • Ketidakmampuan untuk mengatur emosi.
  • Perilaku yang kontradiktif.
  • Tingkat kecemasan yang tinggi.
  • Kesulitan mempercayai orang lain.
  • Cenderung menghindar dan merasa cemas.

Disorganized attachment style juga terkait dengan kondisi kesehatan mental di masa dewasa, antara lain:

  • Gangguan suasana hati.
  • Gangguan kepribadian.
  • Kebiasaan menyakiti diri sendiri.
  • Gangguan penggunaan zat.

Itulah jenis-jenis attachment style dan cirinya masing-masing.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles