Mengenal perbedaan wagashi vs yogashi ini merupakan kue khas dari Jepang yang menarik untuk kita tahu. Apakah kamu menyukai kuliner manis khas Jepang? Pasti akrab dengan berbagai macam kue tradisional seperti dango, dorayaki, Japanese cheese cakes, strawberry short cake, taiyaki, dan sebagainya. Kuliner manis Jepang biasanya tersaji sebagai camilan yang menyertai saat menikmati teh hijau. Penggunaan kue manis Jepang sebagai pendamping teh hijau terpilih dengan sengaja karena teh hijau memiliki cita rasa yang agak pahit. Sehingga lebih nikmat ketika menyajikan bersama camilan yang manis. Berbagai jenis kue manis Jepang telah menjadi populer di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Keanekaragaman ini membuat kita selalu penasaran untuk mencoba berbagai varian rasa kue khas Jepang yang ditawarkan.
Namun, tahukah kamu bahwa kuliner manis khas Jepang umumnya dapat terbagi menjadi dua kategori utama, yaitu wagashi dan yogashi? Meskipun kedua istilah ini terdengar serupa, namun sebenarnya terdapat perbedaan signifikan di antara keduanya. Untuk lebih memahami perbedaan antara wagashi dan yogashi, mari simak penjelasannya di bawah ini!
Mengenal Perbedaan Wagashi vs Yogashi Kue Khas Jepang
Dari Segi Asal-usul
Jika melihat dari asal-usulnya, wagashi dan yogashi memiliki sejarah yang sangat berbeda. Wagashi sudah ada jauh sejak zaman Edo, atau tepatnya sudah ada pada abad ke-16. Wagashi adalah kue tradisional asli dari masyarakat Jepang yang terbuat tanpa adaptasi atau campur tangan dari kuliner luar negeri lainnya. Jadi, wagashi merupakan produk yang murni dari Jepang. Di sisi lain, yogashi muncul pada akhir zaman Edo atau awal zaman Meiji, sekitar abad ke-18. Pada zaman Meiji tersebut, budaya Eropa sudah masuk ke Jepang dengan mudah sehingga tidak hanya mempengaruhi gaya berbusana masyarakat Jepang, tetapi juga kulinernya. Jika menurut sejarahnya, wagashi lebih dulu ada daripada yogashi. Inilah alasannya mengapa yogashi adalah perpaduan antara kue tradisional khas Jepang dan kue asal Barat.

Dari Segi Bahan Pembuatan
Perbedaan antara wagashi dan yogashi juga bisa terlihat dari bahan baku yang digunakan dalam pembuatannya. Wagashi yang merupakan kue tradisional asli khas Jepang ini umumnya terbuat dari tepung beras dan ketan yang bercampur dengan buah-buahan kering serta kacang-kacangan untuk memperkaya tekstur dan rasa. Sementara itu, yogashi yang merupakan adaptasi kuliner Barat sudah pasti menggunakan tiga bahan utama, yaitu telur, tepung terigu, dan gula pasir. Ketiga bahan ini menjadi bahan utama yang wajib digunakan meski nantinya bisa diberi bahan tambahan lainnya seperti buah-buahan, susu, dan sebagainya.

Dari Segi Tampilan, Rasa, dan Tekstur
Perbedaan terakhir antara wagashi dan yogashi terletak pada tampilan, rasa, dan teksturnya. Berbeda dengan wagashi yang menggunakan rasa manis alami dari buah-buahan, yogashi cenderung memiliki rasa yang lebih manis karena gula pasir menjadi salah satu bahan utamanya. Untuk teksturnya, wagashi umumnya bertekstur agak kenyal karena campuran tepung beras dan tepung ketan. Hampir semua wagashi memasaknya dengan cara mengukus. Sementara itu, tekstur yogashi lebih lembut dan mengembang karena menggunakan bahan dasar tepung terigu yang mengocoknya dengan telur dan gula pasir, kemudian memangangnya. Dalam hal tampilan, keduanya sama-sama memiliki penampilan yang cantik, tetapi wagashi memiliki tampilan yang cenderung lebih kompleks dibanding yogashi karena memiliki banyak detail yang dikerjakan secara khusus.