Niat dan tata cara mandi wajib setelah datang bulan ini penting bagi perempuan muslim ketahui. Menstruasi, atau yang sering menyebutnya haid, adalah proses alami di mana darah normal keluar dari rahim perempuan yang tidak karena proses melahirkan. Biasanya, siklus haid perempuan berlangsung antara 21-35 hari.
Pendarahan yang terjadi selama menstruasi dianggap sebagai darah najis, sehingga perempuan yang sedang mengalami haid dianggap dalam keadaan berhadas besar. Oleh karena itu, Muslimah yang sedang menstruasi tidak boleh menjalankan ibadah tertentu, termasuk puasa Ramadan.
Setelah masa haid selesai, perempuan Muslim boleh untuk menjalankan ibadah seperti puasa, salat, dan lainnya setelah melakukan mandi wajib. Melakukan mandi wajib dengan cara mengalirkan air ke seluruh tubuh dengan membaca niat tertentu untuk menyucikan diri dari keadaan berhadas besar. Mandi wajib memiliki ketentuan khusus yang harus kamu ikuti.
Perintah untuk mandi wajib bagi perempuan yang sedang haid dijelaskan dalam hadis RasulullahSAW yang teriwayatkan oleh Bukhari. Beliau bersabda,
“Apabila kamu datang haid hendaklah kamu meninggalkan salat. Apabila darah haid berhenti, hendaklah kamu mandi dan mendirikan salat.” (HR Bukhari).
Untuk memahami lebih lanjut, berikut ini tata cara beserta niat mandi wajib yang perlu kamu ketahui.
Niat dan Tata Cara Mandi Wajib Setelah Datang Bulan
Niat Mandi Wajib
Mandi wajib setelah haid harus mengawalinya dengan membaca niat. Berikut bacaan niat mandi wajib setelah haid.
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ مِنَ الحَيْضِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى
Nawaitu ghusla liraf’il hadatsil akbari minal haidhi fardhan lillaahi ta’aalaa.
Artinya: “Aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari haid karena Allah Ta’ala.”
Tata Cara Mandi Wajib
- Membaca niat mandi wajib dalam hati.
- Membersihkan kedua telapak tangan sebanyak 3 kali.
- Membersihkan najis di kemaluan dan dubur dengan air.
- Baru sesudahnya cuci tangan pakai sabun.
- Berwudu seperti ingin menunaikan salat.
- Menyiram air ke atas kepala hingga pangkal rambut sebanyak 3 kali, sembari membasuh sela-sela rambut dengan jari.
- Menyiram air ke seluruh tubuh, mulai dari sisi kanan lalu ke sisi kiri. Pastikan air membasahi sampai ke bagian tersembunyi dan lipatan tubuh secara merata.
Setelah itu, lanjutkan rangkaian mandi seperti biasa, seperti memakai sabun, sampo, dan lainnya sampai tuntas. Di antara tata cara di atas, yang termasuk rukun mandi wajib hanyalah niat, membersihkan najis di kemaluan, dan menyiramkan air ke seluruh tubuh. Sedangkan, yang lainnya ialah sunah muakkad yang pelaksanaannya sangat dianjurkan.
Seseorang yang akan menunaikan salat setelah mandi wajib maka tidak wajib berwudu lagi, sebab mandi wajib telah mencakup wudu. Dikutip dari NU Online Jombang, beberapa ulama termasuk Abu Bakar bin Al-Araby dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi berpendapat sebagai berikut:
“Abu Bakar bin Al-Araby berkata bahwa tidak ada ulama yang berbeda pendapat terkait permasalahan wudu yang telah termasuk dalam mandi. Dan sesungguhnya niat menyucikan junub itu menyempurnakan niat menyucikan hadas sekaligus menggugurkan menyucikan hadas (wudu). Karena hal-hal yang mencegah junub itu lebih banyak daripada hal-hal yang mencegah hadas.”
Bahkan, Siti Aisyah ra meriwayatkan sebuah hadis bahwa Rasulullah s.a.w. selalu melakukan salat tanpa berwudu setelah mandi junub:
“Dari Aisyah radliyallâhu ‘anhâ berkata: Rasulullah sering mandi kemudian melakukan shalat dua rakaat dan shalat subuh. Dan aku tidak melihatnya memperbarui wudunya setelah mandi.” (H.R. Abu Daud, Nasa’i, dan Tirmidzi).