Pemerintah kota di Swedia mendorong warganya saling sapa ternyata ada beberapa alasan. Pemerintah kota di Swedia tengah menggelar kampanye yang menarik, di mana warganya untuk bersalaman dan bertegur sapa satu sama lain. Bagi orang Indonesia yang terbiasa dengan budaya keramahan, mungkin terkesan aneh mendengar konsep kampanye seperti ini. Namun, kenyataannya, praktik ini telah menerapkannya di luar negeri.
Pemerintah Kota di Swedia Mendorong Warganya Saling Sapa
Adanya Kampanye Say Hi, Demi Membuat Warganya Tidak Merasa Kesepian!

Kampanye “Säg hej” atau say hi atau saling sapa ini terjadi di kota LuleÃ¥. Ini adalah salah satu kota terbesar di Swedia yang menjadi rumah bagi sekitar 80.000 orang dan terletak jauh di utara. Sehingga, orang-orang yang tinggal di sana hanya melihat sedikit sinar matahari selama musim dingin. Pemerintah meluncurkan kampanye ini sejak 31 Oktober, bertepatan dengan perayaan Halloween, yang juga merupakan Hari Tetangga di Swedia. Melansir BBC, kampanye ini bertujuan untuk membantu meningkatkan mood warga setempat, terutama mereka yang mungkin merasa kesepian.
Kampanye Say Hi Didukung oleh Sebuah Film

Demi kampanye ini bisa terealisasikan dengan maksimal, hadir juga sebuah film untuk mendukungnya. Dalam film tersebut menampakkan betapa berpengaruhnya sebuah sapaan sederhana pada mood seseorang. Ada scene di mana seorang pria berjalan melewati seorang perempuan yang sedang beristirahat di bangku taman dan berkata “hei”, perempuan yang tidak merespon tersebut kemudian tersenyum lebar. Kemudian menunjukkan juga scene seorang perempuan yang sama mengatakan “hei” kepada seorang nenek, yang juga tidak bereaksi pada awalnya, tetapi kemudian tersenyum setelahnya.
“Mengucapkan salam membuat orang merasa nyaman dan aman, itu adalah sesuatu yang kita semua bisa lakukan untuk menciptakan Lulea yang lebih menyenangkan,” demikian bunyi pesan kampanye.
“Sapaanmu bisa membuat perbedaan,” lanjutnya.
Fun Fact: Luleå Terkenal sebagai Kota dengan Penduduk yang Pendiam

Mengutip The Local, Luleå dikenal sebagai kota dengan penduduk yang pendiam lho! Hal ini ahli strategi sosial menganggap kita yang menjadi salah satu orang yang mendorong kampanye ini. Åsa Koski mengatakan bahwa harapannya adalah dengan meningkatkan frekuensi sapaan di kota tersebut akan memperbaiki suasana.
“Saya pikir kami sedikit lebih menarik diri dibandingkan di wilayah selatan Swedia,” jelasnya.
“Kami juga melihat bahwa di luar kota, mereka jauh lebih baik dalam mengatakan ‘halo’ satu sama lain dibandingkan di Lulea, dan saya tidak punya bukti mengenai hal ini, namun saya pikir kami juga lebih baik dalam hal ini. mengatakan ‘halo’ satu sama lain di masa lalu.”
Lebih lanjut, kampanye ini pun hadir setelah pemerintah kota memanfaatkan sebuah penelitian, yang menunjukkan bahwa memiliki hubungan baik dan bertetangga lebih luas, lebih penting bagi kesehatan mental masyarakat. Koneksi yang bermula dari kampanye ini bisa membuat warganya merasa lebih terakui, merasa aman bertetangga, dan mengurangi masalah kesepian yang tidak sengaja, hingga mengurangi kemunkinan terjadinya konflik.
Wah, siapa sangka ya, sesederhana menyapa orang ternyata bisa bermanfaat baik. Yuk, turut lakukan juga!