Kamis, 31 Juli 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Penyebab Hujan Deras Muncul di Tengah Musim Kemarau

Penyebab hujan deras muncul di tengah musim kemarau ini terungkap oleh BMKG. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, menegaskan bahwa hujan deras yang terjadi di tengah musim kemarau adalah hal yang relatif normal dan bukan indikasi adanya anomali iklim.

Menurut Dwikorita, fenomena ini wajar terjadi di Indonesia karena letak geografis negara kita yang berada di antara dua benua, yaitu Australia dan Asia.

“Letak geografis Indonesia, yang ‘terapit’ oleh dua benua, membuat negara ini mengalami dua musim berbeda: musim hujan dan musim kemarau. Angin monsun barat dari Benua Asia menyebabkan musim hujan di Indonesia. Sementara musim kemarau umumnya terpengaruhi oleh angin monsun timur dari Benua Australia yang bersifat kering.” jelas Dwikorita dalam konferensi pers daring di Jakarta pada Senin (8/7/2024).

Dwikorita juga menjelaskan bahwa curah hujan di suatu daerah yang kurang dari 50 mm per dasarian. Hal ini terjadi selama minimal tiga dasarian berturut-turut masih teranggap bagian dari pola musim kemarau. Musim kemarau sendiri tidak terjadi secara bersamaan di seluruh Indonesia dan memiliki durasi yang berbeda di setiap wilayah.

Penyebab Hujan Deras Muncul di Tengah Musim Kemarau

Berdasarkan pemantauan BMKG, hingga akhir Juni 2024, sebanyak 43 persen Zona Musim di Indonesia sedang mengalami musim kemarau. Adapun puncak musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia akan terjadi pada bulan Juli dan Agustus 2024, mencakup 77,27 persen wilayah zona musim.

Meskipun musim kemarau sedang terjadi di sebagian wilayah Indonesia, kata dia, tidak selalu menunjukkan kondisi iklim kering dan panas, karena keragaman iklim di Indonesia tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi musim. Diterangkannya, banyak faktor lain yang mempengaruhi keragaman iklim di Indonesia yaitu faktor global misalnya fenomena El Nino atau La Nina, faktor regional misalnya Madden Julian Oscillation dan menghangatnya suhu permukaan laut di sekitar Indonesia, dan faktor lokal seperti adanya angin darat-angin laut.

“Sebuah kejadian cuaca, umumnya merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor tersebut,” imbuhnya.

Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto mengatakan bahwa berdasarkan analisis cuaca terbaru dan pengamatan perkembangan kondisi cuaca dalam sepekan ke depan, masih terdapat potensi peningkatan curah hujan yang signifikan di wilayah Indonesia, meskipun telah memasuki awal musim kemarau.

Pada tanggal 8 – 10 Juli 2024, hujan ini perkiraan terjadi di sebagian besar wilayah Sumatra, Jawa bagian barat, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, dan Papua. Sementara itu, pada tanggal 11 – 14 Juli 2024, potensi hujan sedang-lebat perkiraan terjadi di wilayah Sumatera bagian utara, sebagian besar Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, dan Papua.

“Meski beberapa wilayah di Indonesia telah memasuki musim kemarau, kami mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan melakukan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih bisa terjadi di beberapa wilayah. Cuaca ekstrem tersebut meliputi hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat dengan kilat/petir dan angin kencang, angin puting beliung, serta fenomena hujan es,” tutur Guswanto.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles