4 kesalahan konsumsi protein yang masih sering terjadi ini sebaiknya mulai kamu kurangi. Protein adalah zat gizi makro yang sangat penting untuk dikonsumsi setiap hari. Namun, masih banyak orang yang melakukan kesalahan dalam cara mengonsumsi protein. Simak penjelasan berikut untuk mengetahui lebih lanjut!
Protein tidak hanya penting untuk membangun massa otot, tetapi juga untuk menjaga kesehatan sel tubuh dan mendukung aktivitas sehari-hari dengan optimal. Peneliti mengungkapkan bahwa mencukupi kebutuhan protein harian berperan besar dalam menjaga kesehatan fisik dan memastikan fungsi tubuh berjalan dengan baik.
Kebutuhan protein harian seseorang adalah sekitar 0,8 gram per kilogram berat badan. Jadi, jika berat badanmu adalah 60 kg, Anda memerlukan sekitar 48 gram protein setiap hari.
Namun, banyak orang yang kurang memperhatikan asupan protein mereka, dan sering kali mereka melakukan kesalahan dalam cara mengonsumsi protein. Livestrong merangkum beberapa kesalahan umum dalam konsumsi protein yang perlu kamu ketahui.
4 Kesalahan Konsumsi Protein yang Masih Sering Terjadi
1. Tidak mengasup cukup protein berkualitas
Harvard Health Publishing mengungkap orang Amerika kini banyak yang meningkatkan asupan makanan nabati mereka, tapi tetap masih banyak makan daging merah dan daging olahan. Sumber protein ini terkait dengan risiko penyakit kronis dan umur yang lebih pendek.
Lebih baik beralih pada sumber protein berkualitas, seperti protein nabati. Kamu bisa mengonsumsi ragam bijian utuh, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Makanan ini juga mengandung asam amino, serat, vitamin, mineral, dan antioksidan.
Menggabungkan konsumsi protein nabati bersamaan dengan protein hewani disebut pakar kesehatan lebih ideal. Sebab protein nabati memungkinkan asupan asam amino lebih lengkap, memenuhi yang tidak terdapat pada sumber protein hewani.
2. Memulai hari tanpa protein
Ahli gizi Tawnie Graham mengatakan banyak orang tidak mengonsumsi sumber protein saat sarapan. Mereka hanya fokus pada sumber karbohidrat yang bikin kenyang, padahal asupan protein saat sarapan berperan penting untuk manajemen berat badan. Ahli gizi Su-Nui Escobar mengatakan hal serupa. Ia bilang makan sarapan tinggi protein bantu mencegah berat badan naik. Sebab protein meningkatkan kontrol nafsu makan dan rasa kenyang.
Untuk menu sarapan kaya protein, kamu bisa menambahkan telur. Misalkan telur orak-arik, telur rebus, atau omelet. Jangan lupa kombinasi dengan makanan sehat lain seperti kacang-kacangan, sayuran, dan buah.
3. Terlalu banyak makan protein sekaligus
Kesalahan konsumsi protein selanjutnya adalah mengasup terlalu banyak protein sekaligus. Misalnya minum protein shake mengandung 40-50 gram dalam sekali teguk. Menurut ahli gizi Paige Penick, hal ini tidak efektif karena tubuh tidak dapat memanfaatkan protein sebanyak itu dalam sekali waktu.
Menurut penelitian, konsumsi sekitar 20-30 gram protein di setiap waktu makan adalah jumlah ideal. Jika jumlahnya lebih dari itu, maka tidak memberikan manfaat tambahan dan protein berlebih dipecah menjadi glukosa atau trigliserida untuk penyimpanan energi di otot atau lemak.
Ahli gizi Lisa C. Andrews menyebut mengonsumsi terlalu banyak protein dalam satu kali makan sebagai “shake mistake”. Sebab banyak orang melakukannya karena minum protein shake. Pada intinya, asupan protein yang berlebihan tidak selalu baik untuk kesehatan.
4. Makan camilan rendah protein
Banyak orang tak bisa berhenti ngemil, tapi mereka kerap memilih camilan tidak sehat seperti tinggi karbohidrat dan rendah protein. Karbohidrat sebenarnya penting untuk sumber energi, tapi tidak memadukannya dengan protein bukanlah ide bagus apalagi jika kamu sedang berusaha menurunkan berat badan.
Ngemil sumber protein lebih menguntungkan saat diet karena sifatnya lebih lama dicerna. Menambahkan protein dapat memperlambat penyerapan karbohidrat yang membantu mencegah fluktuasi gula darah. Ditambah lagi, ngemil protein akan menghilangkan rasa lapar yang menyiksa dengan membuat rasa kenyang lebih lama.
Jika ingin ngemil tinggi protein, kamu bisa memilih Greek yogurt, almond, walnut, telur rebus, keju rendah lemak, kacang-kacangan, dan selai kacang.