6 tips puasa Ramadan untuk penderita diabetes ini penting bagi kita ketahui. Diabetes adalah kondisi di mana kadar gula dalam darah meningkat secara signifikan karena tubuh tidak dapat memproduksi atau menggunakan insulin secara efektif. Kondisi ini mengakibatkan gula darah tidak dapat terproses dengan baik.
Selama bulan Ramadan, para pasien diabetes harus memperhatikan pengendalian kadar gula darah mereka dengan cermat. Hal ini penting untuk mencegah risiko terjadinya hipoglikemia (gula darah rendah) atau hiperglikemia (gula darah tinggi).
Perubahan pola makan selama Ramadan merupakan hal yang harus diperhatikan dengan seksama oleh para penderita diabetes. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu para penderita diabetes dalam menjalani ibadah puasa dengan aman.
6 Tips Puasa Ramadan untuk Penderita Diabetes
1. Mempertimbangkan Risiko

Ketika berpuasa kita tidak akan menggunakan obat-obatan, insulin, dan air minum. Hal ini akan memengaruhi kadar glukosa darah dan dapat menyebabkan risiko hiperglikemia. Tak hanya itu, kondisi ini akan menimbulkan hipoglikemia, dehidrasi, pembekuan darah, dan ketoasidosis diabetik. Mengutip dari Diabetes Australia, ketika pengelolaan diabetes tidak stabil sebaiknya tidak untuk melakukan puasa.
2. Melakukan Persiapan Sebelumnya
Sebelum menjalankan puasa Ramadan ada baiknya jika kamu meninjau tekanan darah, mengukur konsentrasi glukosa dalam darah, dan mempelajari potensi risiko saat puasa. Saat kamu mengalami hipoglikemia atau kadar glukosa dalam darah rendah itu merupakan keadaan darurat yang harus melakukan pengobatan sesegera mungkin. Bagi penderita diabetes disarankan untuk tidak berhenti mengonsumsi insulin atau obat diabetes. Kamu bisa konsultasikan dengan dokter untuk dosis selama Ramadan.
3. Periksan Kadar Glukosa Darah Secara Teratur

Memeriksa kadar glukosa dalam darah sesering mungkin selama bulan Ramadan, terutama jika kamu menggunakan insulin sedang atau mengonsumsi sulfonilurea. The Diabetes and Ramadan International Alliance menegaskan, menusuk kulit untuk tes glukosa darah tidak membatalkan puasa. Ketika kamu merasa tidak enak badan saat sedang menjalani puasa Ramadan, bersiaplah untuk berbuka puasa untuk mengatasi hipoglikemia.
4. Makan selama Ramadan
Saat bulan Ramadan, pola makan kamu akan dipengaruhi oleh jarak waktu makan yang panjang dan waktu makan setelah berbuka puasa yang dapat menyebabkan perubahan kadar glukosa darah yang lebih besar. Nutrisi yang baik sangat penting, dengan makan makanan yang sehat akan membantu kamu menghindari makan berlebihan. Ketika sahur jadikan itu makan terbesar, sertakan karbohidrat kompleks, makanan kaya protein dan minum banyak cairan.
5. Tetap Lakukan Aktivitas Fisik

Kamu perlu melakukan aktivitas fisik seperti biasa. Namun batasi aktivitas fisik yang berlebihan, karena dapat meningkatkan risiko hipoglikemia. Ketika berbuka puasa kamu sebaiknya makan makanan bertepung karena tepung akan dicerna dengan lambat dan minumlah banyak air setelah berbuka puasa.
6. Dosis Insulin
Dosis insulin basal perlu menguranginya sekitar 15-30 persen. Sebaiknya dikonsumsi setelah berbuka puasa. Dosis insulin bolus mungkin dikurangi saat sahur sekitar 24-50 persen. Umumnya dosis bolus reguler dapat melanjutkan saat berbuka, asal kamu memiliki porsi makan yang sama seperti biasanya saat makan malam. Jika kamu mengonsumsi insulin premix sekali sehari, dosisnya bisa diminum saat berbuka. Bagi kamu yang mengonsumsi insulin premix duka kali sehari, dosis sahur perlu dikurangi sekitar 25-50 persen.
Namun, apabila kamu menderita diabetes tipe 1 dan menggunakan pompa insulin, umumnya tingkat basal perlu dikurangi sebesar 20-40 persen dalam tiga hingga empat jam terakhir puasa. Kamu bisa menghubungi dokter kamu sebelum menjalankan ibadah puasa Ramadan untuk dosis yang lebih pasti.