Sejumlah maskapai besar telah membatalkan penerbangan menuju Israel setelah serangan yang dilakukan oleh kelompok militan Hamas sejak Sabtu (7/10). Serangan ini mengakibatkan kekacauan besar di Bandara Ben Gurion, Tel Aviv, Israel, dengan penumpang yang berdesakan ingin meninggalkan negara tersebut.
Para penumpang mengalami kesulitan mencapai gerbang bandara, bahkan ada yang menggambarkan situasinya sebagai “rumah gila”. Alan Goldfarb, seorang turis asal Amerika Serikat yang tiba di Tel Aviv pada Selasa (3/10) untuk liburan selama dua pekan, mengalami kesulitan besar. Serangan besar-besaran oleh militan Hamas di sejumlah wilayah Israel di perbatasan telah membuat Tel Aviv tampak seperti “rumah hantu”.
Sejumlah maskapai penerbangan dari Amerika Serikat dan Eropa telah mengumumkan pembatalan penerbangan menuju dan dari Israel setelah kampanye serangan Hamas yang dilakukan pada tanggal 7 Oktober. Hingga saat itu, 16% penerbangan di Bandara Internasional Ben Gurion telah dibatalkan dan 23% lainnya mengalami penundaan.
Lauri Bader, seorang turis lainnya, menceritakan bahwa ia terbangun oleh bunyi sirine pada Sabtu lalu dan segera mengungsi ke tempat pengungsian. Seperti banyak orang lainnya, Bader juga merencanakan kepulangan ke Amerika Serikat.
Selain itu, banyak negara juga telah mengeluarkan imbauan kepada warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Israel karena alasan keamanan. Situasi yang berkembang di wilayah tersebut telah menimbulkan ketidakpastian dan kekhawatiran terkait keamanan bagi wisatawan dan penduduk setempat.
