Kate Middleton sedih karena ia disebut rasis terhadap anak Meghan Markle. Princess of Wales, Catherine Middleton sedih karena namanya terseret dalam dugaan orang dalam keluarga Kerajaan Inggris yang berkomentar rasisme terhadap anak Harry dan Meghan Markle, Archie.
Nama Kate Middleton muncul setelah jurnalis Pierce Morgan membocorkan dua nama yang tercantum dalam buku Endgame: Inside the Royal Family and the Monarchy’s Fight for Survival karya Omid Scobie edisi bahasa Belanda.
Dalam versi Inggris, dua nama itu tidak tercatut. Namun dalam versi bahasa Belanda, dua nama itu muncul yang kemudian memicu buku tersebut ditarik dari peredaran. Pierce Morgan yang merasa perlu mengungkap hal itu kemudian menyebut bahwa dua orang itu adalah Raja Charles dan Kate Middleton, dalam acaranya beberapa waktu lalu.
“Kate 100 persen bukan salah satu dari orang-orang itu,” kata seorang sumber kepada Us Weekly seperti melansir dari New York Post pada Sabtu (2/12).
Kate Middleton Sedih Disebut Rasis ke Anak Meghan Markle
“Ia sedih bahwa namanya tertarik ke hal ini karena ia tak melakukan apapun,” lanjut si sumber. “Ini sudah menutup pintu bagi rekonsiliasi apapun dengan Meghan selama menyangkut Kate,”
“Dia sudah muak dengan kelakuan Meghan dan jelas ingin tak ingin berurusan dengan dia lagi. Kate tak akan pernah berbaikan dengan Meghan,” kata sumber tersebut.
Menurut pemberitaan New York Post, semenjak berita mengenai dugaan praktik rasisme itu mencuat, Middleton dan suaminya, Pangeran William menunjukkan kesamaan sikap dan pendirian untuk bungkam.
Dalam acara Royal Variety Performance di London pada Kamis (30/11) lalu, pasangan ini terlihat berjalan berdampingan dan mengabaikan semua pertanyaan tentang Endgame dari wartawan. Bantahan mengenai praktik rasisme juga pernah oleh William nyatakan pada Maret 2021 lalu. Saat itu, William menegaskan bahwa “kami bukanlah keluarga yang rasialis.”
Sementara itu, penulis biografi tersebut, Omid Scobie turut buka suara kepada outlet media Belanda RTL, pada Selasa (28/11) pekan lalu. Menurut Scobie, masalah tersebut bisa saja terjadi karena kesalahan terjemahan.
“Buku ini tersedia dalam beberapa bahasa, dan sayangnya, saya tidak bisa berbahasa Belanda,” kata Scobie. “Namun walaupun ada kesalahan terjemahan, saya yakin penerbit akan mengendalikannya.”
Di kesempatan terpisah, dalam wawancara dengan Victoria Derbyshire pada Kamis (30/11), Scobie menolak sebagai biang keladi atas kesalahan itu. Ia merasa tidak adil baginya untuk ikut meminta maaf atas isu yang berkembang. Ia bersikeras bahwa kehebohan menyebut nama bukanlah trik publisitas.
“Bukan urusan saya untuk minta maaf karena saya masih ingin tahu apa yang terjadi,” kata Scobie.