Tidak lagi menjadi rahasia bahwa limbah tekstil menumpuk di tempat pembuangan sampah. Berdasarkan data yang dikutip oleh BBC, setiap tahunnya, sekitar 92 juta ton limbah tekstil bertambah di tempat pembuangan sampah di seluruh dunia. Yang lebih mengkhawatirkan, perkiraan menunjukkan bahwa angka ini akan meningkat menjadi 134 juta ton pada tahun 2030. Bayangkan saja, material pakaian yang sulit terurai, tumpukan sampah yang semakin meningkat, dan dampaknya akan mencemari lingkungan selama puluhan tahun.
Kondisi yang merusak ekosistem ini memang menjadi perhatian yang patut bagi semua orang, terutama bagi mereka yang antusias terhadap fesyen. Akibatnya, konsep fesyen sirkular semakin populer di tengah meningkatnya kesadaran akan fesyen berkelanjutan. Mari kita ketahui apa yang dimaksud dengan fesyen sirkular dan perbedaannya dengan fesyen linear dalam ringkasan di bawah ini.
Pengertian Circular Fashion
Circular fashion adalah sebuah konsep di mana pakaian, sepatu, atau aksesori dirancang, diambil bahan bakunya, diproduksi, dan disediakan dengan memerhatikan kualitas dan ketahanan sehingga dapat dipakai dalam jangka waktu yang lama dan terurai sempurna jika sudah tidak kayak pakai. Siklus hidup dari sebuah pakaian berupa lingkaran atau siklus tertutup karena pemakaian yang dimaksimalkan. Proses fesyen sirkular di mulai dari desain yang tak lekang waktu sehingga tetap relevan dalam periode waktu kapanpun. Lalu, pemilihan material yang berkelanjutan, diikuti dengan proses pembuatan yang ramah lingkungan dan etis. Jika pakaian tersebut sudah usang, maka pakaian bisa diperbaiki dan didesain ulang untuk disewakan, ditukar, atau dijual kembali, bukan dibuang.
Perbedaan Fashion Sirkular dan Linear
Circular fashion dilakukan dengan tujuan meminimalisir limbah tekstil yang terakumulasi di tempat pembuangan serta untuk mengurangi perilaku berbelanja konsumen. Fesyen sirkular memperpanjang masa hidup sebuah pakaian dengan memakainya berulang dan memperbaiki atau mendesain ulang jika sudah tidak dipakai. Tentu hal ini berbeda dengan fesyen linear di mana pakaian langsung dibuang jika sudah rusak atau tidak layak.
Penerapan Fesyen Sirkular oleh Brand
Circular fashion bisa dilakukan siapapun, baik dari pihak brand itu sendiri maupun konsumen. Kerjasama keduanya akan menciptakan siklus sirkular yang sempurna. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan brand saat menciptakan produk, yaitu desain pakaian yang tidak hanya mengandalkan tren semata, tapi desain yang timeless. Selanjutnya, material yang digunakan harus tahan lama walaupun digunakan berulang serta biodegradable. Pembuatan harus dilakukan dengan cara yang ramah lingkungan serta etis bagi para pekerja dan komunitas di sekitarnya. Hal terakhir yang perlu diperhatikan adalah bagaimana pakaian tersebut bisa diperbaiki atau didesain kembali.
Penerapan Fashion Sirkular oleh Konsumen
Sebagai konsumen, bisa menerapkan circular fashion dengan cara memakai fashion items yang kamu beli lebih dari sekali atau sampai benda tersebut tidak bisa dipakai kembali. Jika sudah rusak, maka kamu bisa melakukan reparasi atau jika sudah usang, donasikan untuk di-upcycle atau didesain kembali. Selain itu, kamu juga menahan diri untuk berbelanja, kecuali sangat dibutuhkan. Belanja barang preloved juga menjadi salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mendukung fesyen sirkular.