Apa yang pertama kali Anda lakukan saat bangun dari tidur? Apa yang Anda lakukan sebelum tidur? Meskipun tidak semua, sebagian besar orang akan menjawab dengan “mengecek media sosial”.
Hampir sebagian besar orang sekarang menggunakan media sosial sebagai bagian dari kehidupan mereka. Karena banyaknya berita yang tersedia hampir setiap detik, orang berlomba-lomba untuk mengecek ponsel mereka. Ada yang hanya ingin tahu dan penasaran, tidak ingin ketinggalan berita terbaru, atau tidak ingin ketinggalan tren yang sedang populer dan menjadi “yang paling up to date”.
Jika rasa ingin tahu tersebut berada dalam kadar yang tepat, mungkin tidak akan membuat kamu merasa harus mengecek media sosial setiap saat. Namun, apa yang terjadi jika kamu seakan-akan terobsesi dengan kabar terbaru, tidak ingin tertinggal dengan tren serta hal viral? Bisa jadi kamu mengalami yang namanya fear of missing out alias FOMO.
Kenali Apa Itu FOMO dan Dampaknya
FOMO adalah perasaan takut tertinggal atau tidak up to date tentang berita atau tren yang beredar di luar sana, biasanya mengacu pada hal viral dan tren di media sosial. FOMO biasanya terjadi di kalangan anak muda, dan hadirnya media sosial adalah salah satu faktor penting yang menyebabkan fenomena ini muncul.
Media sosial memberi semua orang ruang dan kesempatan untuk mengekspresikan diri. Jika digunakan dengan benar, tentu bukan hal yang buruk. Namun, akan menjadi masalah jika penggunanya merasa “tertinggal” dan membandingkan kehidupan mereka dengan orang lain yang mereka temui di media sosial.
Akhir-akhir ini, banyak orang melihat hidup sebagai ajang “perlombaan” dan berusaha untuk mengikuti mode yang sedang populer. Selain menyiksa, FOMO dapat membahayakan kesehatan fisik dan mental jika tidak dikendalikan. Ini dapat menyebabkan perubahan suasana hati yang drastis, kesepian, merasa tidak memiliki harga diri, dan depresi.
ATAU, lebih parahnya, ketika seseorang sangat terobsesi untuk mengikuti tren saat ini, mereka bisa nekat melakukan hal-hal yang dapat merugikan orang lain. Misalnya, demi memiliki smartphone atau pakaian baru, mereka rela berutang meskipun mereka tidak memiliki uang untuk itu.
Jika kamu sedang berada di fase terobsesi mengikuti tren, mungkin sudah saatnya kamu berkenalan dengan istilah yang berkebalikan dengan FOMO, yaitu JOMO alias joy of missing out.
Memahami Makna JOMO
Jof missing out atau JOMO adalah kebalikan dari FOMO, mengacu pada perasaan positif tentang ‘tidak terkoneksi’ atau memutuskan hubungan dari media sosial. Menerapkan JOMO akan membuat kamu hidup di masa sekarang dan tidak membandingkan kehidupan sendiri dengan milik orang lain.
Dikutip dari Psychology Today, JOMO mendorong kamu untuk menjalani hidup dengan tidak tergesa-gesa dan memberi diri sendiri waktu untuk terbebas dari yang namanya teknologi, khususnya media sosial. Dengan JOMO, kamu tidak lagi memandang kehidupan sebagai sebuah perlombaan, karena sejatinya semua orang memiliki waktunya masing-masing.
Tak hanya itu, kamu juga tidak lagi merasa takut tertinggal jika tidak mengikuti tren atau hal-hal viral di media sosial. Kamu akan lebih fokus dengan diri sendiri dan memahami bahwa tidak semua tren harus diikuti atau cocok untuk diikuti. Dengan JOMO, kamu tidak lagi mengikuti tren karena hanya sekadar ‘latah’ mengikuti orang lain.
Hidup Bukan Perlombaan Untuk Mengikuti Trend
Akan selalu ada tren di media sosial, lahir dan hadir dalam berbagai bentuk. Jika mengikuti tren dapat memiliki efek positif, mengikutinya tidak selalu buruk. Namun, jika hidup Anda menjadi terlalu tergesa-gesa untuk mengikuti tren hingga berdampak negatif, ada baiknya untuk mempertimbangkan untuk menerapkan JOMO.
Dr. Sonal Anand, seorang psikiater, mengatakan bahwa JOMO dapat berfungsi sebagai “penyelamat” ketika Anda terjebak dalam tren media sosial yang populer. JOMO adalah proses memutuskan apa yang paling penting dalam hidup Anda dan dapat membantu menjaga kesehatan mental Anda.
Cara terbaik untuk mengikuti JOMO adalah dengan mengurangi jumlah waktu Anda di media sosial. Awalnya, mungkin sulit tetapi dengan motivasi yang tepat dan rutinitas penjadwalan, ini dapat dicapai. Cobalah untuk tidak melihat ponsel Anda hal pertama di pagi hari. Cobalah untuk melakukan ‘me time’ di pagi hari,” ungkapnya, dilansir dari Health Shots.
JOMO memungkinkan kamu untuk fokus pada diri sendiri dan melepaskan hal-hal yang di luar kontrol, misalnya seperti keinginan untuk selalu ingin menjadi ‘si paling up to date’. Di satu momen mungkin kamu bisa menyandang gelar menjadi manusia paling update, namun kamu akan terus berkompetisi mengejar sesuatu yang tidak ada habisnya. Tentu ini tidak baik pada kesehatan mental.
Ketika Anda menghilangkan ruang untuk bersaing dan kecemasan yang disebabkan oleh mengejar tren, Anda akan memiliki lebih banyak waktu, tenaga, dan emosi untuk membuat hidup Anda lebih bermakna dan lebih baik. Salah satu cara untuk mendapatkan kebahagiaan dalam hidup adalah dengan tetap fokus pada diri sendiri.