Mengenal badai matahari ekstrem dan dampaknya ini penting untuk kita ketahui. Badai matahari ekstrem atau solar storm telah menghantam Bumi sejak Jumat (10/5), merupakan kejadian yang terjadi untuk pertama kalinya dalam 20 tahun terakhir. Menurut Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa (SWPC) di National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). Fenomena ini terpicu oleh lontaran massa koronal (CME) yang terjadi lebih cepat dari perkiraan, tepat setelah pukul 16.00 GMT atau 23.00 WIB.
Melansir dari CBS News, SWPC menyatakan bahwa badai ini terklasifikasikan sebagai “ekstrem” (G5). Ini merupakan peristiwa pertama sejak “Badai Halloween” pada Oktober 2003. Badai ini berasal dari Bintik Matahari raksasa yang diberi nama AR3664. Bintik gelap raksasa ini telah berkembang pesat dalam beberapa hari terakhir, menjadi salah satu Bintik Matahari terbesar dan paling aktif dalam siklus Matahari saat ini.
“Wilayah 3664 berkembang pesat dan menjadi jauh lebih kompleks secara magnetis,” kata laporan SWPC NOAA. Akibat fenomena ini, terdapat sejumlah dampak yang dapat terasa.
Mengenal Badai Matahari Ekstrem dan Dampaknya!
Memicu Kemunculan Aurora Borealis
Aurora Borealis atau Cahaya Utara, terlihat begitu indah di langit belahan Bumi utara pada Sabtu (11/5). Partikel energi dari Matahari yang diarahkan ke kutub Bumi bertabrakan dengan atom-atom di atmosfer, sehingga menghasilkan pancaran cahaya tersebut.
Benjamin Williamson yang merupakan seorang fotografer dari Portland, Maine, AS, mengabadikan keindahan Aurora Borealis dari mercusuar setempat. “Ini adalah salah satu hal paling luar biasa yang pernah saya lihat, kekaguman dan keajaiban,” katanya mengutip dari CNN.
Mengutip AP News, tak hanya di Portland, fenomena Aurora Borealis juga terjadi di Kansas, Nebraska, Iowa, Michigan, Minnesota, Jerman, Swiss, Cina, Inggris, Spanyol, dan tempat lainnya. Seorang ahli meteorolog, Chad Myers memperkirakan aurora akan terjadi selama tiga malam. Selain itu, seorang astrofisikawan Janna Levin menyatakan, bahwa partikel berenergi yang menyebabkan aurora bergerak lebih lambat, memperpanjang durasinya hingga akhir pekan.
Brent Gordon dari NOAA mengajak masyarakat untuk mengabadikan langit malam dengan kamera ponsel karena lebih baik dalam menangkap cahaya. “Cukup keluar ke halaman belakang dan ambil foto dengan ponsel, kamu akan terkejut melihat perbedaan antara apa yang terlihat dalam foto tersebut dengan yang kamu lihat secara langsung.”
Listrik Padam hingga Gangguan Komunikasi
Tak hanya memiliki dampak positif, fenomena badai Matahari ekstrem juga memberikan dampak negatif. SWPC mengatakan, selain pertunjukan aurora, badai Matahari ekstrem dapat berpotensi mengganggu komunikasi, jaringan listrik, navigasi, radio, dan operasi satelit.
Terakhir kali Bumi mengalami peristiwa ini, terjadi pemadaman listrik di Swedia dan infrastruktur listrik rusak di Afrika Selatan. Hal ini terjadi karena fluktuasi medan magnet yang terkait dengan badai geomagnetik dapat menyebabkan padamnya listrik. Badai Matahari juga berpotensi mengganggu komunikasi di Bumi. Gangguan pada ionosfer, bagian atas atmosfer Bumi, dapat menyebabkan degradasi atau bahkan hilangnya sinyal radio.
NASA dan agensi antariksa lainnya mengawasi dampak badai matahari ini pada teknologi antariksa, termasuk satelit dan pesawat luar angkasa. Mereka mengambil langkah-langkah untuk melindungi perangkat elektronik dan astronot yang berada di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Namun berdasarkan pemberitaan AP News, hingga Minggu (12/5), laporan sementara masih belum menemukan dampak signifikan badai Matahari pada jaringan listrik, komunikasi, dan GPS.
Hanya saja, pada Sabtu (11/5) SpaceX melaporkan bahwa layanan internet satelit Starlink mengalami degradasi atau penurunan performa layanan. CEO SpaceX, Elon Musk, menyatakan di platform sosial X bahwa satelit mereka di bawah tekanan yang sangat besar, namun masih bertahan sampai saat ini. Ini menunjukkan bahwa satelit Starlink menghadapi tantangan selama badai Matahari tersebut.
Gimana pendapat kamu soal fenomena ini?