Selasa, 1 Juli 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Mengenal ‘Girl Math’ yang Trending di TikTok

Saat ini, tengah beredar tren baru di TikTok yang dikenal sebagai “Girl Math.” Apa sebenarnya yang dimaksud dengan istilah “Girl Math”?

Apa Itu Girl Math

Dalam konteks “Girl Math,” perempuan mengutarakan penjelasan atau pembenaran atas keputusan pembelian dan kebiasaan berbelanja mereka. Contohnya, mereka mungkin menganggap bahwa membeli barang dengan harga di bawah US$5 setara dengan memperoleh barang secara gratis. Mereka juga mungkin merasa bahwa mengembalikan barang yang telah dibeli adalah cara untuk “menghasilkan uang,” atau bahwa menggunakan Venmo untuk membayar sesuatu menjadi gratis jika mereka sudah memiliki saldo cukup di akun Venmo mereka.

Sebagian dari penjelasan ini mungkin terdengar tidak masuk akal dan cenderung mendorong perilaku konsumtif yang sembrono. Namun, di balik tren ini, ada pesan yang lebih mendalam, yaitu menggugah kesadaran tentang stereotip yang berkaitan dengan perempuan dan kemampuan matematika mereka. Ini mencoba mengubah pandangan bahwa perempuan sering dianggap tidak pandai dalam hal uang atau matematika.

Stereotip Perempuan Tidak Pandai Mengelola Uang

Di masyarakat, perempuan secara historis hanya melakukan peran rumah tangga dan tidak diberi akses terhadap pendidikan atau peluang untuk mengelola keuangan. Hal ini menciptakan persepsi bahwa perempuan kurang memiliki pengetahuan dan keterampilan finansial.

Stereotip inilah yang menyebabkan hingga tahun 1974, dan diadopsinya Undang-Undang Equal Credit Opportunity, perempuan tidak diperbolehkan memiliki rekening bank, kartu kredit, atau mendapatkan pinjaman. Mereka dipandang tidak canggih atau cukup cerdas untuk mampu mengelola uang dengan bijak.

Bahkan setelah tahun 1974, media dan budaya pop masih melanggengkan stereotip ini. Acara seperti Sex In The City dan Confessions Of A Shopaholic menggambarkan wanita sebagai pembelanja impulsif dan memperkuat bias ini. Mereka secara tidak adil menyatakan bahwa ketika kita dibiarkan sendiri, kita akan menghabiskan semua uang kita secara sembarangan tanpa memperhatikan kesejahteraan finansial kita.

Meskipun peran perempuan sudah berkembang pesat sejak tahun 1974, dan banyak penelitian telah membantah stereotip ini, tren “girl math” membawa manusia kembali ke masa hampir 50 tahun yang lalu.

Ini memberitahu dunia bahwa kita tidak bisa menggunakan logika ketika menyangkut uang. Bahwa manusia tidak memiliki keterampilan berpikir kritis atau kemampuan untuk mengelola uang dengan baik. Bahwa manusia tidak mampu membuat keputusan keuangan yang masuk akal. Bahwa manusia akan menggunakan alasan apa pun untuk mengeluarkan uang. Bahwa masa depan finansial tidak relevan, dikutip dari Forbes.

“Saya benci melihat anggapan bahwa perempuan adalah orang yang boros atau tidak pandai menggunakan uang,” kata Christine Benz, direktur keuangan pribadi dan perencanaan pensiun untuk Morningstar dikutip dari Washington Post.

Selain bercanda, girl math mewakili jenis akuntansi mental yang dilakukan banyak orang, termasuk laki-laki.Begitulah cara kita memilah-milah keputusan keuangan.Ini juga merupakan cara kita membenarkan pengeluaran yang berlebihan.

“Akuntansi mental adalah salah satu aspek psikologi manusia,” kata Dan Egan, Vice President keuangan perilaku dan investasi untuk Betterment, sebuah firma penasihat investasi digital.

“Belum tentu baik atau buruk.Kita menyimpan uang dalam rekening mental kecil yang terpisah dan hanya ada di dalam kepala kita.Dan pemikiran mental tersebut mengarahkan kita untuk bertindak sangat berbeda ketika memikirkan tentang belanja atau tabungan.”

Namun, ada “tetapi” dalam cara berpikir ini.

“Jangan menghabiskan waktu untuk hal-hal kecil yang hanya membuang-buang waktu,” ujarnya.”Luangkan waktu untuk memikirkan hal-hal besar.”

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles