Kata skena telah menjadi kata yang sering digunakan oleh anak muda di media sosial, terutama di media TikTok, di mana kreator sering menggunakannya dalam postingan mereka.
Kata skena, menurut akun TikTok @anak mediatic, identik dengan orang yang menyukai band bergenre underground, naik fixie ke toko kopi, menghabiskan siangnya bekerja di agensi, dan pergi ke pesta di malam hari.
Namun, istilah skena, menurut akun@sastra.silalahi, mengacu pada cara berpenampilan orang-orang yang memakai kaos polos besar dan sepatu docmart.
Selain itu, Anda dapat menemukan berbagai konten di TikTok yang menyarankan cara berpenampilan agar seseorang dapat dianggap sebagai anak skenario dengan mengetik kata-kata ini di kolom pencarian.
Melansir TikTok @Kuydotid, kata skena berasal dari Bahasa Inggris yaitu scene. Kata ini pertama kali digunakan pada tahun 1940-an untuk memberi karakter cara hidup marginal dan bohemian.
Sedangkan menurut kamus bahasa gaul, skena adalah singkatan dari tiga kata yaitu Sua, cengKErama, kelaNA. Dapat diartikan istilah skena adalah perkumpulan kolektif yang bisa menciptakan suasana untuk bercengkrama sampai berkelana bersama saat berkumpul.
Misalnya ketika perkumpulan tersebut merupakan penggemar musik pop, maka mereka dapat disebut dengan skena Pop.
Sebenarnya fenomena skena ini bukanlah yang buruk. Perkumpulan kolektif tersebut tentu dapat meningkatkan pengetahuan akan dunia musik. Namun, saat ini Skena seakan memiliki intonasi negatif di media sosial. Skena malah dianggap sebagai perkumpulan penggemar musik yang memiliki budaya kritik-mengkirik di kalangan penikmat musik lainnya.
Mereka yang merasa paling mengerti tentang musik pun disebut dengan istilah polisi skena. Dinamakan polisi karena mereka seolah kerap mengawasi pembicaraan tentang musik di media sosial dan seolah memberi teguran ketika musik yang dibicarakan tidak sesuai dengan definisi musik menurut mereka.
Banyak akun TikTok yang seolah mempraktikkan menjadi anak skena, salah satunya adalah Sastra Silalahi. Dalam unggahannya, ia kerap mengangkat tema skena.
“Ngapain lu pake kaos band, kan ini kaos Slank nih. Coba sebutin dong tiga lagu Slank? Pakai kaos brand tapi gatau lagunya gak kaya gitu bro. Minimal tau tiga lagu aja lah,” ungkap Sastra dalam postingan TikToknya.
Menanggapi fenomena tersebut, penulis sekaligus musisi Sir Dandy pun ikut bersuara. Menggandeng Riko Prayitno dan gitaris band Mocca, ia merilis single terbaru bertajuk ‘Polisi Skena’.
Lagu ini mempunyai makna menyindir kelompok polisi skena. Dalam lirik lagunya, Sir Dandy menyatakan bahwa seharusnya tidak ada aturan ataupun pihak yang berwenang menghakimi selera, pendapat, hingga kebiasaan seseorang dalam menikmati musik.