Selasa, 1 Juli 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Mengulik Fakta Unik Nasi Kabaka khas Minangkabau

Di antara masyarakat Indonesia, nasi kabaka mungkin kurang akrab jika dibandingkan dengan nasi Padang atau nasi kapau yang lebih terkenal. Kendati begitu, ketidakterkenalan nasi kabaka tidak mengurangi kenikmatannya, dan rasanya sama sekali tidak kalah dengan kedua saingannya dari ranah kuliner Minangkabau.

Nasi kabaka adalah salah satu jenis nasi campur dan juga nasi bungkus khas Minangkabau. Sayangnya, meskipun memiliki akar budaya yang dalam, nasi kabaka tidak sepopuler dua saingannya tersebut, sehingga keberadaannya sering terlupakan. Padahal, nasi kabaka memiliki sejarah dan nilai budaya yang kaya dari masyarakat Minangkabau. Berikut ini adalah beberapa fakta menarik yang perlu Anda ketahui tentang nasi kabaka!

Jadi Bekal Masyarakat Minang Zaman Dulu

Fakta nasi kabaka yang pertama adalah nasi ini ternyata dulunya menjadi bekal masyarakat Minangkabau yang akan berangkat bekerja dan bersekolah. Para ibu akan mebawakan nasi dengan lauk pauk yang kemudian dibungkus dengan daun pisang. Biasanya suami yang bekerja dan anak-anak yang bersekolah akan menggantungkan nasi kabaka ini dengan menggunakan tali di pinggang mereka dan menyantapnya di siang hari. Nantinya mereka akan menyantap nasi kabaka ini dengan menggunakan tangan sehingga kelezatannya akan lebih terasa. Kebiasaan masyarakat Minangkabau yang membawa bekal nasi kabaka inilah yang membuat banyak penjual warung makan kemudian mulai menjual nasi kabaka dalam dagangan mereka.

Pembungkusnya Harus Diasapi Dulu

Tahukah Teman Kuliner kalau nasi kabaka ini diambil dari kata ‘baka’ yang dalam bahasa Minang memiliki arti bakar. Lantas apakah nasi kabaka ini dibuat dengan cara dibakar? Jawabannya adalah tidak. Nama baka ini mengacu pada pembungkus nasi kabaka yakni daun pisang yang harus dibakar atau diasapi terlebih dahulu sebelum digunakan. Alasannya ada dua, yakni supaya daun pisang bisa lebi lemas sehingga memudahkan untuk membungkus nasi. Sedangkan alasan kedua adalah supaya aroma dari nasi kabaka bisa menjadi lebih wangi. Sebenarnya dengan melakukan pengasapan atau pembakaran juga bisa mengurangi bakteri pada daun pisang sehingga nasi yang dibungkus bisa tidak mudah basi.

Lauk yang Digunakan Haruslah Lauk Kering

Saat Teman Kuliner membuka pembungkus nasi kabaka akan terlihat seperti nasi campur pada umumnya, tapi sebenarnya ada yang membuatnya berbeda dari nasi campur khas Minangkabau lainnya. Nasi kabaka hanya menggunakan lauk pauk yang kering tanpa kuah. Misalkan saja seperti ikan balado atau dendeng lado ijo, lalu ada telu goreng, tumis buncis atau kacang, dan lain sebagainya. Selain menggunakan lauk yang kering, nasi kabaka juga tidak menggunakan lauk yang bersantan. Dengan begitu, nasi kabaka yang dibawa sebagai bekal makan siang akan menjadi lebih awet dan tahan lama.

Nasi Kabaka Bisa Bertahan hingga 10 Jam Lebih

Berhubung tidak menggunakan kuah dan santan, nasi kabaka ini bisa bertahan hingga 10 jam lebih. Ditambah lagi penggunaan daun pisang yang sudah dipanaskan atau diasapi bisa membuat nasi tidak mudah basi. Inilah yang menjadi alasan mengapa nasi kabaka tidak hanya disantap sebagai makan siang, tapi juga bisa disantap di sore hari bagi orang-orang yang sedang melakukan perjalanan jauh seperti berladang atau berlayar. Sayangnya, di zaman sekarang masyarakat sudah mulai meninggalkan kebiasaan membawa nasi kabaka sebagai bekal makan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles