Selasa, 1 Juli 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Nike Layoff Besar-besaran, Banyak Pejabat Ikut Dipecat

Nike layoff besar-besaran di perusahaannya bahkan hingga pejabatnya pun ikut terkena dampak. Industri fashion saat ini menghadapi krisis keuangan yang memaksa banyak perusahaan untuk melakukan restrukturisasi dan merumahkan karyawan. Terbaru, perusahaan raksasa Nike kembali mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran.

Pada Juli 2024, Nike melakukan gelombang kedua PHK yang berdampak pada jajaran eksekutif perusahaan. Pada 28 Juni lalu, Nike telah memutuskan hubungan kerja dengan 740 karyawan dari markas besarnya di Oregon.

Nike melaporkan kepada Bloomberg bahwa keputusan ini merupakan bagian dari rencana penghematan biaya sebesar 2 miliar USD selama tiga tahun sejak Desember 2023. Sebagai bagian dari rencana tersebut, ribuan pekerja telah terkena PHK secara bertahap mulai Februari 2024.

Dalam gelombang PHK terbaru ini, ratusan pejabat tinggi Nike juga terkena dampak. Mengutip NBC Sports dan Matthew Kish dari The Oregonian, daftar resmi PHK mencakup 732 posisi yang dihilangkan, termasuk 32 vice presidents, 112 senior directors, dan 174 directors, yang berarti lebih dari 40% dari posisi eksekutif di perusahaan tersebut hilang. Hal ini menunjukkan bahwa Nike sedang menghadapi kondisi darurat finansial yang serius.

Nike Layoff Besar-besaran

Rapor Merah Keuangan Perusahaan

Sepatu lari Nike. Foto: nike.com

Laporan keuangan Nike mencatat penurunan. Namun tak terbatas dari segi penjualan semata, tapi juga saham yang anjlok. Mengutip Sky News, penurunan membawa mereka ke level yang kurang lebih sama seperti periode pandemi.

Selain itu, penurunan penjualan juga diduga akibat kesalahan strategi yang diambil CEO Nike, John Donahoe, sejak Januari 2020––sebagian besar produk yang tersedia di ritel pihak ketiga dipindahkan ke toko dan website Nike sendiri.

Demi menyelamatkan perusahaan, Nike kembali mempekerjakan Tom Peddie, mantan vice president Nike yang pensiun tahun 2020. Ia pun kembali ambil langkah untuk membangun kembali partnerships dengan ritel di AS, seperti Foot Locker.

 

Kurang Inovasi

Nike Layoff Besar-besaran, Banyak Pejabat Ikut Dipecat

Dari perspektif konsumen, Nike juga kehilangan daya tarik akibat produk yang monoton. Dipantau Beautynesia dari unggahan Instagram akun @sneakerfreakermag, komentar sejumlah akun mengakui kolektor sneakers merasa tidak terkesan dengan produk-produk Nike belakangan ini.

Akun @djm********* bercerita bahwa dirinya sudah menjadi pecinta sneakers sejak tahun 90-an, tapi terkait model sepatu Nike “(…) saya memperhatikan kurangnya gaya inovatif yang segar”.

Akun @big******* ikut menyarankan, “Things needs to get scaled back. No more releases multiple times a week, go back to just Saturdays and honestly you don’t need to be dropping something every Saturday. Fewer releases, but more meaningful releases” (Segala sesuatunya perlu diperkecil. Tidak ada lagi rilis beberapa kali dalam seminggu, kembali ke hari Sabtu saja dan sejujurnya [Nike] tidak perlu merilis sesuatu setiap hari Sabtu. Lebih sedikit rilis, namun rilis lebih bermakna).

Pengguna @ars**** berkomentar Nike hanya bisa mengandalkan sepatu-sepatu retronya, “Lack of innovation. Boring shoes. Their last weapon just retros old shoes”.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles