Jumat, 4 Juli 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Review Antikalpa, Film Minta Tolong Berujung Tumbal

Potensi mengerikan sebagai film horor sebenarnya tertanam dalam Antikalpa. Berbagai adegan kesurupan, ritual mistis dengan mantra-mantra, serta tindakan-tindakan brutal melintas dalam film ini, namun sayangnya semuanya digarap tanpa sepenuhnya menggigit.

Unsur-unsur yang dimaksud tidak mampu membangun ketakutan atau kengerian di tengah alur cerita yang begitu klise. Alih-alih memberikan rasa ngeri, penonton justru cenderung bingung karena banyak hal yang dihadirkan tiba-tiba tanpa penjelasan mendalam.

Antikalpa mengisahkan beberapa masalah yang pada akhirnya memiliki benang merah. Awalnya, seorang ibu yang hancur karena kehilangan anaknya berusaha melakukan segala cara agar sang anak hidup kembali. Namun, keputusannya tersebut mengundang berbagai masalah lain, seperti keponakannya yang tiba-tiba merasa membawa sial, serta cerita asmara seorang remaja laki-laki yang tak ingin perempuan yang dicintainya menderita.

Jika saja semua elemen ini disajikan dengan rinci dan dijelaskan mengenai akar permasalahannya, mungkin penonton bisa lebih meresapi aspek horor dan merasa terhubung dengan karakter-karakter yang digambarkan.

Review Film Antikalpa

Dalam durasi 94 menit, Antikalpa terasa sibuk dengan berbagai adegan yang mungkin seharusnya menimbulkan rasa tegang atau kengerian pada penonton. Namun, pada akhirnya, hal ini kehilangan makna karena minimnya penjelasan yang mendukung adegan-adegan tersebut.

Salah satu hal yang sangat mengganggu adalah karakter utama yang memiliki aspek unik dibandingkan dengan manusia pada umumnya, tetapi latar belakang keunikan ini tidak pernah diungkap atau dijelaskan kepada penonton.

Terdapat juga peristiwa masa lalu yang diulang-ulang disebutkan, tetapi tidak pernah dipresentasikan secara utuh. Semua ini hanya tersaji dalam potongan-potongan ingatan atau mimpi buruk karakter. Akibatnya, setiap adegan terasa seperti berdiri sendiri dan penonton merasa ‘dipaksa’ untuk mencari pemahaman mengenai keseluruhan alur cerita dalam adaptasi film dari novel tersebut.

Taipei Times melaporkan bahwa Antikalpa merupakan adaptasi dari seri keempat novel “Queen of Supernatural” karya Ling Jing. Oleh karena itu, wajar jika banyak cerita yang terkesan terlupakan atau dikesampingkan, yang pada akhirnya membuat penonton merasa kebingungan.

Namun, rasa kebingungan ini juga muncul karena unsur horor atau thriller dalam Antikalpa terkadang terlalu tersapu oleh adegan komedi romantis yang kurang sesuai dengan suasana. Meskipun menggabungkan berbagai genre dalam satu film bukanlah hal baru, Antikalpa terkadang kesulitan mengatur keseimbangan antara horor, komedi, dan bahkan unsur percintaan.

Satu hal lain yang patut dicatat adalah kualitas efek visual, yang kadang membuat penonton meragukan apakah efek tersebut ditujukan untuk meningkatkan tampilan mewah suatu adegan atau justru dimaksudkan sebagai elemen komedi dalam Antikalpa.

Pada akhirnya, Antikalpa terasa seperti sebuah film horor yang hanya menampilkan kekerasan dan fenomena kerasukan tanpa memberikan gambaran yang memadai mengenai asal-usulnya. Film ini mungkin bisa mengikuti tren kesuksesan film horor yang berlandaskan budaya atau kepercayaan masyarakat Taiwan, seperti yang telah dilakukan oleh “Incantation” dan “The Rope Curse 2”.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles