4 perbedaan susu UHT, pasteurisasi dan steril ini penting bagi kita tahu agar tidak keliru dalam membeli. Susu UHT menjadi perbincangan ramai setelah sebuah video viral menunjukkan seorang ibu yang marah karena susunya tidak dingin. Selain susu UHT, ada jenis susu lain yang juga bisa menjadi pilihan dengan proses pengolahan yang berbeda. Berikut perbedaannya.
Baru-baru ini, sebuah video viral memperlihatkan seorang wanita yang marah karena susu UHT yang diterimanya tidak dingin. Ia yakin bahwa semua produk susu kotak harus disimpan dan diterima dalam kondisi dingin.
Wanita tersebut mengamuk ke kasir minimarket dan meminta pengembalian dana karena kecewa dengan produk yang dipesannya melalui kurir. Netizen pun bertanya-tanya, apa itu susu UHT? Apa bedanya dengan susu pasteurisasi dan susu steril yang juga populer di pasaran?
Secara umum, UHT, pasteurisasi, dan steril adalah proses pemanasan susu untuk membuatnya aman dikonsumsi. Namun, ketiganya memiliki perbedaan dalam metode pengolahan dan lama penyimpanan.
Berikut ini adalah informasi mengenai perbedaan susu UHT, pasteurisasi, dan steril yang merangkum dari berbagai sumber.
4 Perbedaan Susu UHT, Pasteurisasi dan Steril
Beda Suhu Pemanasan
Mengutip Safe Food Factory, ketiga jenis susu yaitu Ultra-high Temperature (UHT), pasteurisasi, dan steril dipanaskan dengan suhu berbeda.
1. Pada UHT, susu dipanaskan di suhu sekitar 140°C (135 -150˚C) dalam waktu beberapa detik saja. Pengolahannya hanya mungkin dilakukan dengan peralatan ‘flow-through’. Artinya, susu disterilkan sebelum dipindahkan ke wadah yang telah disterilkan sebelumnya dalam suasana steril.
2. Pada pasteurisasi, susu dipanaskan dalam suhu bervariasi, biasanya dari 62°C sampai 90°C. Waktu pemanasannya juga berbeda-beda, dari hitungan detik sampai menit. Yang tercepat adalah high heat short time pasteurisation (HHST): 85 – 90°C, selama 1-25 detik. Sementara pasteurisasi batch demi batch dilakukan dalam suhu 62 – 65°C dengan waktu hingga 30 menit.
3. Pada steril, susu dipanaskan dengan suhu bervariasi dari 110 hingga 120°C selama 20-40 menit. Umumnya untuk sterilisasi, produk dikalengkan atau dibotolkan lalu dipanaskan dalam sterilisator dengan uap atau air panas (super panas).
Beda Tujuan Proses
Meski sama-sama membuat susu aman dikonsumsi, UHT, pasteurisasi, dan steril dilakukan dengan tujuan berbeda. Safe Food Factory mengungkapnya seperti berikut:
1. UHT memiliki perlakuan panas lebih dari 100°C dalam waktu yang sangat singkat. Tujuannya terutama berlaku untuk produk cairan dengan viskositas (kekentalan) rendah.
2. Pasteurisasi adalah proses pemanasan terkendali, di bawah 100°C, yang digunakan untuk menghilangkan patogen berbahaya yang mungkin ada dalam susu. Prinsipnya, menonaktifkan mikroorganisme atau enzim tertentu sehingga meminimalkan perubahan kualitas pada makanan itu sendiri. Namun, mengutip Halodoc, pada jenis susu ini masih mungkin beberapa bakteri tertinggal dalam susu, tapi biasanya bukan jenis bakteri penyebab penyakit berbahaya.
3. Steril sendiri bertujuan menghilangkan mikroorganisme hidup. Caranya bisa dengan metode panas lembap, panas kering, penyaringan, penyinaran, atau dengan metode kimia. Dibandingkan dengan pasteurisasi, perlakuan panas lebih dari 100°C diterapkan dalam jangka waktu yang cukup lama untuk menghasilkan masa simpan produk yang stabil.
Beda Masa dan Cara Simpan
Untuk mendapat manfaat maksimal dari masing-masing jenis susu, perhatikan beda masa dan cara simpannya. Sebab ada jenis susu yang perlu masuk kulkas dan ada yang tidak.
1. Susu UHT diproses dengan suhu amat tinggi yang menghilangkan hampir semua bakteri. Karenanya susu ini punya masa simpan yang lebih lama. Mengutip Halodoc, susu UHT bisa bertahan selama 12 bulan dalam kemasan dan 5 hari setelah kemasan dibuka lalu disimpan di kulkas. Namun, selama kemasan tertutup rapat, susu UHT tidak perlu disimpan dalam kulkas.
2. Susu pasteurisasi punya masa simpan yang lebih singkat. Susu ini hanya bertahan selama 4-5 jam dalam suhu ruangan, jadi harus segera dimasukkan ke kulkas setelahnya. Selain itu, dalam kemasan yang sudah dibuka, susu pasteurisasi hanya bertahan selama 3 hari di kulkas. Susu ini butuh disimpan di kulkas untuk mencegah bakteri jahat berkembang.
3. Susu steril punya masa simpan yang jauh lebih lama. Situs Greenfields Dairy mengungkap susu steril yang masih tertutup dan tersegel rapat dapat bertahan maksimal 10 bulan saat disimpan di luar kulkas. Susu steril yang kemasannya sudah dibuka sebaiknya langsung dihabiskan untuk mencegah kontaminasi bakteri penyebab penyakit.
Beda Gizi dan Cita Rasa
1. Susu UHT memiliki kandungan protein yang lebih rendah daripada susu pasteurisasi karena sudah melewati proses pemanasan dengan suhu lebih tinggi. Selain itu, kalsium yang tadinya bersifat larut dalam susu akan berubah menjadi kalsium yang tidak larut dan sulit diserap tubuh. Rasanya tak se-creamy susu pasteurisasi.
2. Susu pasteurisasi tidak melalui proses pemanasan dengan suhu tinggi seperti susu UHT. Alhasil kandungan gizi dalam susu pasteurisasi tidak banyak berubah. Teksturnya lebih kental dan rasa gurihnya lebih kuat dibandingkan rasa susu UHT.
3. Susu steril yang juga melalui suhu pemanasan tinggi memungkinkan sejumlah kandungan nutrisinya rusak seperti vitamin B dan asam folat. Selain itu, sebagian besar protein akan menggumpal dan mempengaruhi penyerapannya oleh tubuh. Suhu tinggi jika menyebabkan perubahan tekstur, rasa dan warna yang mungkin tidak disukai sebagian orang.
Itulah informasi mengenai 4 perbedaan susu UHT, Pasteurisasi dan steril yang wajib kamu tahu. Semoga bermanfaat!