Minggu, 3 Agustus 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Hubungan Fanatisme dengan Gangguan Kejiwaan

Hubungan fanatisme dengan gangguan kejiwaan ini jarang disadari oleh pasangan. Boleh saja memilih yang terbaik, namun penting untuk menghindari fanatisme terhadap kelompok, golongan, atau pandangan tertentu. Fanatisme adalah kondisi di mana seseorang sulit menerima pendapat yang berbeda mengenai keyakinan mereka, sehingga mengakibatkan pandangan negatif terhadap perspektif orang lain.

Dampak dari fanatisme ini dapat memicu konflik dengan orang di sekitarnya, dan dapat mengakibatkan penurunan kemampuan seseorang untuk berpikir secara logis dan rasional. Terkait dengan fenomena ini, muncul pertanyaan, apakah fanatisme dapat dianggap sebagai gangguan kejiwaan?

Hubungan Fanatisme dengan Gangguan Kejiwaan

Gangguan kejiwaan adalah masalah kesehatan mental yang memengaruhi seseorang berpikir, berperilaku, dan berinteraksi dengan orang lain. Nah, kondisi fanatisme termasuk dalam kondisi gangguan kejiwaan.

Khususnya ketika sudah membahayakan diri sendiri atau orang lain. Faktanya, kondisi fanatisme bisa membuat seseorang menjadi obsesi pada seseorang atau kelompok tertentu. Sementara itu, ada beberapa jenis gangguan kejiwaan yang bisa dikategorikan untuk kondisi fanatisme.

Salah satunya adalah seseorang yang mengalami kondisi fanatisme bisa mengalami gangguan disosiatif. Kondisi yang disebutkan barusan terjadi ketika seseorang mengalami gangguan parah pada identitas, ingatan, serta kesadaran diri sendiri dan lingkungannya.

Menurut artikel ilmiah yang terbit di The Journal of Ethics pada 2023 lalu, salah satu aspek fanatisme adalah rasa takut. Sebab, fanatisme serta gerakan dan sentimen politik lainnya.  Misalnya seperti ekstremisme, populisme, dan kebencian, kerap berawal dari rasa takut terhadap kaum atau organisasi tertentu.

Secara sederhana, rasa takut dapat menyebabkan fanatisme karena ketakutan dapat mempengaruhi pikiran dan perilaku seseorang. Ketika seseorang merasa takut, terutama terhadap ancaman atau perasaan ketidakpastian, mereka mungkin mencari cara untuk mengatasi ketakutan tersebut. Salah satu cara yang mungkin mereka pilih adalah dengan mengikuti keyakinan atau ideologi yang menawarkan rasa keamanan atau jaminan.

Meski begitu, banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi kondisi fanatik berlebihan. Melibatkan kerabat dekat untuk mengingatkan pentingnya menerima masukan pendapat orang lain. Selain itu, sebaiknya untuk mencoba menghubungi psikiater atau psikolog ketika kondisi fanatisme sudah mengganggu aktivitas sehari-hari.

Hal ini bertujuan agar kamu bisa mengevaluasi dampak baik maupun dampak buruk  yang telah kamu rasakan. Khususnya ketika kamu mengalami kondisi fanatisme yang berlebihan. Sebab, tanpa penanganan dan antisipasi yang sesuai, kondisi fanatisme dapat berdampak negatif terhadap kehidupan pengidapnya, yaitu:

1. Kondisi yang Bertambah Buruk

Sangat penting bagi seseorang dengan fanatik berlebihan untuk berdiskusi dengan seorang psikiater atau psikolog. Sebab, tanpa pemeriksaan lebih lanjut, risiko kondisi fanatisme yang semakin memburuk. Situasi ini tentunya berisiko tinggi menghambat kehidupan sosial pengidapnya.

2. Merusak Fungsi Kognitif Otak

Gangguan kejiwaan memiliki dampak pada perkembangan seseorang. Sebab, kondisi ini memengaruhi kemampuan otak untuk memproses informasi, berpikir secara logis, dan membuat keputusan dengan benar.

Fungsi kognitif otak manusia memiliki sejumlah aspek penting.

3. Kualitas Hidup dan Hubungan Pribadi Terganggu

Seseorang mengalami gangguan jiwa dapat memperburuk kualitas hidupnya. Jika tidak segera teratasi, kondisi fanatik akan sesuatu berisiko menyebabkan terganggunya hubungan pribadi seseorang. Karena itu, penting bagi mereka yang memiliki fanatisme berlebih untuk benar-benar mendapatkan penangan kejiwaan. Mereka juga membutuhkan support system yang tepat.

Itulah penjelasan mengenai hubungan fanatisme dengan gangguan kejiwaan. Jika ada anggota keluargamu yang menunjukkan kondisi kesehatan mental ini, sebaiknya segeralah merangkulnya untuk mendapatkan pertolongan dari psikolog atau psikiater.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles