Gangguan Perhatian Defisit/Hiperaktivitas (ADHD) adalah kondisi perilaku yang muncul akibat ketidakseimbangan dalam fungsi otak. Biasanya, ADHD dapat didiagnosis pada masa anak-anak, dengan gejala seperti kesulitan dalam mempertahankan perhatian, hiperaktivitas, dan perilaku impulsif.
Penting untuk diketahui bahwa ADHD bukanlah kondisi yang dapat dihindari dengan pencegahan yang tegas. Beberapa pakar berpendapat bahwa ada hubungan antara ADHD dan masalah selama kehamilan, meskipun hingga saat ini belum ada bukti pasti yang mengaitkan keduanya, sehingga ADHD cenderung tidak dapat dicegah oleh orang tua.
Namun, jika seorang anak lahir dengan ADHD, ada beberapa langkah yang dapat diambil oleh orang tua untuk membantu mengurangi gejala ADHD agar anak dapat menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih baik. Simak panduannya berikut ini!
Cara Mengurangi Risiko ADHD pada Anak
Meski ADHD tidak bisa ibu cegah sepenuhnya, ada beberapa hal yang bisa ibu lakukan selama kehamilan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya ADHD pada anak ketika lahir, antara lain:
1. Mengonsumsi suplemen untuk ibu hamil
Suplemen asam folat adalah jenis vitamin yang penting untuk ibu konsumsi saat hamil. Asam folat berperan dalam mencegah defek pada anak ketika lahir. Selama kehamilan, ibu bisa mengonsumsi 600 mcg asam folat dengan suplemen khusus ibu hamil.
2. Menghindari rokok dan alkoholÂ
Semua orang sebaiknya menghindari penggunaan rokok dan alkohol yang berlebihan, terlebih lagi pada ibu hamil. Rokok dan alkohol bisa menghambat pertumbuhan otak bayi ketika masih dalam tahap janin.
3. Menjaga konsumsi makanan
Selain suplemen, asam folat juga bisa ibu dapatkan dari makanan sehari-hari. Jenis bahan pangan yang memiliki kandungan asam folat adalah asparagus, alpukat, pisang, brokoli, buah citrus, telur, sayuran berdaun hijau, dan kacang-kacangan.
Penanganan untuk Anak dengan ADHD Sejak Kecil
Jika anak tetap terdiagnosis dengan kondisi ini meski ibu telah melakukan pencegahan selama kehamilan, ibu tidak perlu khawatir. Berikut ini beberapa hal yang bisa orang tua lakukan untuk menangani ADHD anak:
1. Menjaga konsumsi makanan dan diet anak
Nutrisi memiliki peran yang penting dalam pertumbuhan anak dan pembentukan kemampuan belajar, menyimpan informasi, dan mengingat. Maka dari itu, penting untuk memastikan bahwa anak memiliki diet yang sehat dan seimbang.
Makanan yang anak konsumsi juga bisa memengaruhi perilaku hiperaktif dan fokus. Konsumsi gula atau makanan olahan yang tidak sehat dalam jumlah banyak bisa meningkatkan energi anak dan mendorong perilaku impulsif.
2. Membentuk rutinitas terstruktur
Anak yang memiliki ADHD sejak kecil akan menjalani aktivitas sehari-hari dengan lebih mudah jika mereka memiliki rutinitas terstruktur. Orang tua bisa mendiskusikan jadwal setiap hari dengan anak, sehingga mereka mengetahui apa yang harus mereka lakukan.
Setelah sepakat, usahakan untuk mengikuti rutinitas tersebut. Hal ini bisa melatih kemampuan anak untuk menyelesaikan kegiatan tertentu.
3. Melakukan latihan manajemen perilaku
Banyak ahli kesehatan yang percaya bahwa terdapat teknik-teknik latihan yang bisa membantu perilaku anak dengan ADHD. Teknik utama yang biasanya dilakukan adalah menggunakan penguatan positif agar anak terdorong untuk mengulang perilaku baik. Pujian dari orang tua juga bisa mendorong latihan ini agar lebih efektif.
Teknik manajemen perilaku ini akan sangat bermanfaat di kemudian hari agar anak bisa melakukan kewajibannya dengan lancar, seperti mengerjakan PR atau mengikuti kelas di sekolah.
4. Pemberian obat-obatan
Dokter juga bisa merekomendasikan beberapa jenis obat-obatan yang aman pada anak, Untuk pengidap ADHD, terdapat dua jenis obat yang bisa anak konsumsi, yaitu psikostimulan dan non-stimulan.
Obat psikostimulan bisa membantu menyeimbangkan hormon di otak agar anak bisa lebih fokus. Sementara itu, obat non-stimulan bisa mengurangi gejala ADHD dan biasanya digunakan beriringan dengan obat psikostimulan.