Sabtu, 19 Juli 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Filosofi Dibalik Rumah Makan Sunda Duduk Lesehan

Makanan Indonesia sangat beragam. Kuliner kita sangat beragam karena banyaknya suku yang ada di Indonesia. Kuliner khas Sunda adalah salah satu makanan Indonesia yang paling terkenal. Popularitasnya dapat dilihat dari banyaknya rumah makan Sunda yang dapat ditemukan di berbagai kota.

Rumah makan Sunda memiliki ciri khas yang membedakannya dari rumah makan tradisional Indonesia lainnya. Ciri khas ini membuatnya terlihat unik dan berbeda. Tahukah Anda bahwa ada filosofi yang penuh makna di balik keunikan rumah makan Sunda ini? Apa filosofi rumah makan Sunda sebenarnya? Simak penjelasannya di bawah ini!

Makan Lesehan

Ciri khas rumah makan Sunda yang pertama adalah tempat makan yang kebanyakan berupa lesehan. Lesehan merupakan sebuah budaya makan dengan duduk di bawah, baik itu dengan menggunakan alas tikar maupun tidak. Nantinya, makanan akan disajikan dengan beralaskan daun pisang atau diletakkan di atas meja berkaki rendah. Nah, ternyata ada filosofi di balik makan lesehan ini.

Tradisi makan lesehan ini sudah lama dilakukan oleh masyarakat Sunda dan awalnya dikenal dengan nama “bancakan”. Tradisi ini mencerminkan masyarakat Sunda yang dikenal silih asih dan asih asuh yang berarti tidak ada jenjang atau batasan di dalam masyarakat mereka dan mengutamakan kebersamaan. Jadi, siapa saja bisa ikut makan lesehan bersama tanpa melihat status mereka, baik itu kaum bangsawan hingga masyarakat biasa. Tradisi ini terus berkembang hingga sekarang dan masih banyak yang melakukannya.

Suasana yang Asri dan Penggunaan Wadah Tradisional

Ciri khas lainnya dari rumah makan Sunda adalah suasana yang asri. Jika kamu melihat rumah makan Sunda, kebanyakan didesain dengan menggunakan material bambu dan kayu, disertai taman-taman hijau serta kolam ikan lengkap dengan gazebo-gazebo yang bisa digunakan untuk makan lesehan. Suasana yang asri ini sengaja diciptakan supaya nantinya orang yang menyantap kuliner Sunda bisa merasakan hubungan manusia dengan alam.

Dulunya, masyarakat Sunda sangat suka makan lesehan di pinggir sawah, perkebunan, atau di area terbuka. Tradisi menyatu dengan alam ini sudah menjadi konsep dari masyarakat Sunda, termasuk pada saat makan. Makan berlatarkan suasana alam yang asri ternyata bisa menimbulkan rasa nyaman sehingga makanan bisa dicerna dengan baik. Tidak hanya suasananya saja yang terasa asri, rumah makan Sunda kebanyakan menyajikan makanan mereka dengan menggunakan peralatan makan berbahan dasar kayu, bambu, hingga periuk sehingga suasana tradisionalnya sangat terasa.

Porsi yang Banyak dengan Ciri Khas Lalapan

Filosofi masyarakat Sunda yang menyatu dengan alam juga bisa dilihat dari sajian kuliner Sunda yang selalu menyertakan lalapan sayuran di dalamnya. Selain menjadi pelengkap hidangan dan sumber serat alami yang baik untuk tubuh, lalapan sengaja disajikan oleh rumah makan Sunda karena merefleksikan konsep menyatu dengan alam.

Tidak hanya lalapan, porsi yang disajikan oleh masyarakat Sunda terbilang cukup banyak karena memang sengaja dibuat untuk porsi lebih dari satu orang. Contohnya saja, nasi liwet yang selalu disajikan dalam wadah panci besi atau wadah bambu dengan porsi untuk 3-4 orang. Penyajian porsi yang banyak ini juga ada filosofinya. Rata-rata orang datang ke rumah makan Sunda bersama dengan keluarga hingga teman-teman. Porsi yang banyak ini memungkinkan kita untuk saling berbagi makanan satu sama lain. Dengan begitu, akan ada rasa kebersamaan yang dipupuk dengan baik.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles