Kisah Cut Zahara Fona ini terkenal sebagai penyebar hoax kawakan yang menipu pejabat di masa orde baru. Kisah Cut Zahara Fona mendadak menjadi pembicaraan hangat di platform Instagram dan TikTok baru-baru ini. Meskipun mungkin namanya kurang dikenal oleh generasi saat ini, namun ia sempat menjadi tokoh terkenal pada awal era Orde Baru karena klaimnya bahwa ia tengah mengandung janin yang dapat mengaji.
Melansir dari detikcom, baru-baru ini terungkap bahwa cerita tersebut ternyata hanyalah berita palsu (hoaks). Bagaimana sebenarnya perjalanan kisahnya?
Kisah Cut Zahara Fona, Penyebar Hoax di Masa Orde Baru
Siapa Cut Zahara?
Melansir DetikX, Cut Zahara adalah perempuan tamatan SD yang bikin heboh di awal 1970-an karena mengaku mengandung janin yang bisa berbicara, bahkan mengaji. Bahkan bagi masyarakat yang saat itu masih sangat kental dengan kepercayaan magis, hal ini tetap saja terdengar aneh dan tak masuk akal.
Berbondong-bondong orang mendatangi Cut Zahara untuk membuktikannya sendiri. Anehnya, mereka mengaku benar-benar bisa mendengar suara bayi mengaji dan bicara saat menempelkan telinga ke perut Cut Zahara.
Rasa penasaran pun akhirnya berubah menjadi kepercayaan dan kekaguman. Buya Hamka, pendiri Majelis Ulama Indonesia (MUI), saat itu disebut ragu, namun dia berbicara pada media bahwa apapun bisa terjadi jika Tuhan memang berkehendak.
Masuk Istana Negara dan Mengelabui Adam Malik

Menjadi sosok yang fenomenal, nama Cut Zahara mulai menjadi pembahasan di berbagai media massa saat itu. Kabar tentang bayi ajaib ini akhirnya sampai ke Istana Negara. Cut Zahara diundang datang dan bertemu dengan Adam Malik yang saat itu menjabat sebagai wakil presiden.
Beredar kabar bahwa Presiden Soeharto dan Bu Tien Soeharto mungkin juga hadir. Namun sejarawan Universitas Indonesia, Anhar Gonggong, melansir Detikcom pada 2 Juni 2008, mengungkapkan bahwa tidak ada bukti bahwa kedua tokoh di era Orde Baru itu ikut bertemu Cut Zahara.
Tidak hanya di Indonesia, Perdana Menteri Malaysia saat itu, Tengku Abdul Rahman Putra juga ikut angkat bicara. Dialah yang membandingkan kisah Cut Zahara dengan Maryam yang melahirkan Nabi Isa. Hal ini semakin menambah fanatisme masyarakat pada perempuan asal Aceh tersebut.
Musuh Cut Zahara Akan Menjadi Musuh Publik

Tidak semua orang percaya pada kisah Cut Zahara. Ketika ada orang menunjukkan keragukan, maka nasibnya juga akan sial. Salah satunya adalah Kepala Kantor Wilayah Kesehatan DKI Jakarta, Dr Herman Susilo yang mengungkapkan bahwa cerita Cut Zahara tidak masuk akal. Bayi dalam perut tidak mungkin mengeluarkan suara karena sistem pernapasannya belum normal.
Namun karena sikapnya, Dr Herman kemudian mendapat tekanan dan ancaman pembunuhan dari pendukung fanatik. Sementara Cut Zahara terus menyanjung dan mengundangnya berkeliling ke berbagai wilayah Indonesia dan bertemu pejabat, Dr Herman terpaksa mengasingkan diri di kawasan Ciganjur. Dr Herman sendiri diketahui sudah meninggal dunia pada tahun 1998.
Kebohongan Akhirnya Terbongkar

Dr Herman bukan satu-satunya orang yang tidak percaya. Pada Oktober 1970, dia menggerakkan tim medis Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Kejaksaan Agung, dan Polri untuk memeriksa Cut Zahara, namun yang bersangkutan menolak. Baru sepekan kemudian, pemeriksaan Cut Zahara berhasil dan ternyata di dalam perutnya tidak ada tanda-tanda janin.
Kepala Polisi Daerah (Kapolda) Kalimantan Selatan, Brigjen (Pol) Swasono Abdulhamid juga berusaha membuat jebakan. Saat Cut Zahara berkunjung ke daerahnya, perempuan itu langsung tertangkap dan menggeledahnya. Akhirnya terungkap bahwa selama ini dia membawa tape recorder mini EL 3302/00GÂ yang memainkan rekaman suara bayi dan bacaan ayat-ayat suci. Jadi dari situlah suara mengaji itu berasal.
Setelah kehobongannya terbongkar, tidak diketahui bagaimana nasib Cut Zahara Fona. Namanya langsung tenggelam dan tak lagi muncul dalam berita-berita media. Sementara itu, Brigjen Swasono yang membongkar kebohongan Cut Zahara justru meninggal dunia tak lama kemudian, akibat keracunan.