Jenang adalah camilan kenyal manis yang populer di Kudus. Jenang punya sejarang panjang yang konon berawal dari cerita mati suri. Begini kisahnya.
Jenang Kudus adalah oleh-oleh khas kabupaten Jawa Tengah yang populer. Jelengan terbuat dari tepung, garam, santan kelapa, dan gula jawa.
Jenang Kudus ternyata berasal dari kisah misterius jauh sebelum menjadi populer seperti sekarang. Sebuah artikel Saifuddin (2013) berjudul “Relasi Mitos dan Agama Sebagai Media Peningkatan Ekonomi Produktif Dalam Tradisi ‘Tebokan’ di Desa Kaliputu Kota Kudus” dikutip oleh detikJateng tentang asal-usul jenang kudus.
Berdasarkan cerita rakyat yang berkembang konon suatu ketika Sunan Kudus, Syekh Jangkung, Mbah Dempok Soponyono, dan cucunya tengah dalam perjalanan. Kala itu cucu Mbah Dempok jatuh dan hanyut ke dalam sungai karena bermain burung dara di tepi sungai yang kemudian dikenal dengan nama Sungai Kaliputu.
Anak malang itu akhirnya berhasil ditolong. Meskipun berhasil diangkat ke daratan, namun ternyata cucu Mbah Dempok diganggu oleh sosok makhluk halus berambut api atau biasa dikenal dengan Banaspati.
Melihat hal itu, Syekh Jangkung dan Sunan Kudus datang dan menghampiri mereka. Setelah dilihat dengan seksama mengenai kondisi si bocah tadi, Sunan Kudus berkesimpulan bahwa ia telah meninggal dunia.
Akan tetapi Syekh Jangkung tidak sependapat dengan hal itu dan justru mengatakan bahwa bocah tadi mengalami mati suri. Ia menuturkan untuk kembali membangunkannya, maka ibu-ibu diminta untuk membuat jenang bubur gamping untuk diberikan kepada cucu Mbok Dempok yang tengah sekarat.
Setelah disuapi dengan bubur gamping yang terbuat dari tepung beras, garam, dan santan kelapa tersebut akhirnya cucu Mbok Dempok hidup kembali.
Mengetahui hal ini membuat Mbok Dempok sangat bahagia dan senang. Kemudian, saat itu juga Sunan Kudus berucap “Suk nek ono rejaning jaman wong Kaliputu uripe seko jenang” yang artinya “Suatu saat kelak sumber kehidupan warga Desa Kaliputu berasal dari usaha pembuatan jenang”.
Dengan adanya cerita tersebut membuat wilayah Desa Kaliputu terus berkembang menjadi daerah dengan sentra produksi jenang dan telah berhasil menjadi inspirasi dari para ibu-ibu setempat untuk bekerja di sektor industri jenang hingga saat ini.