Mengenal asal usul kolak ini mungkin beberapa di antara kalian yang belum mengetahuinya. Sepanjang jalan di siang menjelang sore hari saat bulan Ramadan, banyak penjual kaki lima dadakan yang akan menjajakan kolak. Kolak memang jadi makanan yang sangat identik dengan Ramadhan, biasanya digunakan sebagai menu berbuka puasa.
Saking identiknya kolak sebagai panganan puasa, tidak sedikit orang yang menganggap kolak sama seperti kurma. Kolak dianggap sebagai makanan yang berasal dari Arab Saudi atau bahkan Mekah.
“Kayaknya sama saja kaya kurma ya, makanan khas Arab yang masuk ke Indonesia. Namanya juga kolak, kan kayak kurang Indonesia ya namanya ini,” pernyataan tersebut diungkap Liza (34), karyawan swasta yang tengah menjajal salah satu kolak yang disebut legendaris di Jalan Sabang.
Tapi, benarkah kolak ini berasal dari Arab Saudi atau Tanah Mekah yang identik dengan peradaban Islam?
Mengenal Asal Usul Kolak, Sajian Takjil yang Favorit!
Sejarawan makanan dari Universitas Padjadjaran, Fadly Rahman justru membantah. Menurutnya, tak ada kolak di Arab Saudi maupun Mekah. Kolak adalah murni makanan asli dan tradisional dari Indonesia.
“Di sana (Arab Saudi atau Mekah) tidak ada makanan kolak seperti di kita. Kolak ya ada di Indonesia, di Melayu. Kalau di Arab atau Mekah itu pakai kurma, mereka sudah ada kurma,” kata Fadly saat dihubungi melalui telepon oleh CNNIndonesia, Rabu (13/3).
Tapi alasan kolak sangat identik dengan Islam, dan makanan berbuka karena kolak adalah makanan manis. Kata Fadly kolak dijadikan sebagai substitusi atau pengganti kurma di masa lalu.
Perlu kamu ingat , di masa lalu tak ada kurma di Indonesia. Kurma adalah makanan atau buah yang hanya tumbuh di dataran Asia Barat atau negara-negara Timur, seperti Arab Saudi, Palestina, Irak, Iran, Maroko, dan negara-negara lain di sekitarnya. Tentu, sangat sulit bagi orang Indonesia di masa lalu untuk mengimpor kurma. Maka, kolak menjadi makanan subtitusi pengganti kurma yang banyak terkonsumsi di Nusantara saat berbuka puasa.
“Karena ada keyakinan bahwa berbuka harus makanan manis, tapi di masa lalu tidak ada kurma makanya kolak ini jadi pengganti. Makanya sampai sekarang identik sekali sebagai makanan berbuka puasa,” kata dia.
Lagi pula jika melihat komposisinya, kolak memang sangat Indonesia. Mulai dari santan, gula aren atau gula jawa, ubi atau singkong, hingga pisang kepok. Rasanya kata Fadly, sulit sekali menemukan bahan-bahan ini di tanah Arab Saudi.
“Makanan khas Melayu sekali. Indonesia, Malaysia, Brunei ada ya kolak, tapi kalau mengatakan berasal dari Arab sangat tidak benar,” kata dia.