Blefaritis adalah sebuah kondisi kronis yang seringkali menantang untuk diatasi. Kondisi ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan merasa kurang percaya diri bagi penderitanya. Meskipun gejalanya dapat mencakup mata merah dan iritasi, penting untuk dicatat bahwa blefaritis umumnya tidak mengakibatkan kerusakan permanen pada penglihatan. Selain itu, blefaritis juga bukan penyakit menular. Apakah Anda mengalami blefaritis? Berikut adalah beberapa langkah untuk mengatasi kondisi ini.
Blefaritis, Berbahayakan Bagi Mata?
Blefaritis merupakan peradangan pada kelopak mata yang biasanya terjadi di area pertumbuhan bulu mata dan menyebabkan bagian tersebut jadi terlihat merah dan membengkak. Kondisi ini terjadi karena tersumbatnya kelenjar minyak kecil yang terletak di dekat dasar bulu mata. Blefaritis bisa saja terjadi pada kedua mata, dengan peradangan yang lebih terlihat jelas pada salah satu mata.
Ini Gejala yang Akan Muncul pada Pengidap Blefaritis
Penyakit ini umumnya terjadi di kedua mata. Namun, gejala yang timbul akan lebih parah pada salah satu kelopak mata. Biasanya, gejala yang dialami ini akan bertambah parah pada pagi hari. Beberapa gejala blefaritis, meliputi:
- Mata memerah.
- Kelopak mata menjadi lengket.
- Pengelupasan kulit di sekitar mata.
- Mata tampak berair, atau mata terasa kering.
- Penglihatan menjadi agak buram.
- Bengkak dan kemerahan pada kelopak mata.
- Sering mengedipkan mata karena terasa seperti ada yang mengganjal.
- Mata sensitif terhadap cahaya.
- Bulu mata rontok.
- Adanya kerak atau kotoran pada ujung mata.
- Kelopak mata jadi berminyak.
- Sensasi rasa terbakar pada mata.
- Pertumbuhan bulu mata yang tidak normal.
Peradangan yang terjadi pada kelopak mata biasanya akan mengganggu penampilan, juga bisa mengiritasi mata dan bisa saja memengaruhi penglihatan kamu. Kondisi ini bisa terjadi pada siapapun dengan usia berapapun.
Begini Penyebab Terjadinya Blefaritis
Penyebab blefaritis belum diketahui secara pasti, tapi kondisi ini dikaitkan dengan beberapa faktor, seperti:
- Kutu pada bulu mata.
- Infeksi bakteri.
- Ketidakseimbangan hormon.
- Adanya kutu pada bulu mata.
- Adanya kelainan pada kelenjar minyak.
- Mengidap rosacea, yaitu kondisi kulit yang ditandai dengan kemerahan pada wajah.
- Adanya penyumbatan atau malfungsi pada kelenjar minyak pada kelopak mata.
- Efek samping penggunaan obat.
Selain hal-hal di atas, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengidap peradangan pada kelopak mata. Di antaranya adalah munculnya ketombe pada kulit kepala dan alis, serta reaksi terhadap penggunaan produk kosmetik.
Mengidap Blefaritis? Begini Cara Penanganannya!
Penanganan yang dilakukan berfungsi untuk meredakan gejala yang dialami. Beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk meringankan gejala blefaritis, antara lain:
- Mengompres mata dengan kain dan air hangat, minimal selama 1 menit. Air hangat ini digunakan untuk melunakkan kerak dan mencegah endapan minyak di kelopak mata.
- Jika kamu belum terserang infeksi dari blefaritis, biasanya dokter akan meresepkan obat tetes mata atau salep kortikosteroid untuk mengurangi peradangan.
- Jika seseorang mengidap blefaritis yang dipicu oleh infeksi bakteri, biasanya dokter akan meresepkan antibiotik minum, tetes mata, atau salep.
- Hindari penggunaan lensa kontak bila menggunakan antibiotik dalam bentuk tetes mata atau salep, karena bisa menyebabkan iritasi.
- Hindari paparan sinar matahari jika kamu sedang mengonsumsi antibiotik minum, karena mata akan sangat sensitif terhadap cahaya.
Sebelum terlambat, kamu bisa melakukan pencegahan blefaritis dengan membersihkan muka secara teratur sebelum tidur atau setelah bepergian dari luar rumah. Gunanya adalah untuk menghindari infeksi bakteri. Di samping itu, jangan menggaruk mata dengan tangan yang kotor.