Kamis, 31 Juli 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Mengenal Pewarna Makanan Sehat dari Bahan Alami

Mengenal pewarna makanan sehat dari bahan alami ini perlu kamu ketahui untuk lebih waspada. Mirip dengan peran kosmetik, pewarna makanan hadir untuk menambah unsur estetika pada makanan dengan harapan menarik minat konsumen. Meski tujuannya estetis, pertanyaan mendasar adalah sejauh mana penggunaannya aman?

Di Indonesia, penggunaan pewarna makanan teratur dan terawasi secara ketat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta Kementerian Kesehatan. Aturan yang otoritas kesehatan keluargan untuk mengelompokkan pewarna makanan menjadi dua jenis, yakni alami dan buatan atau sintetis.

Namun, perlu waspada bahwa terkadang terjadi penyalahgunaan pewarna makanan dengan penggunaan pewarna tekstil. Hal ini bukan tanpa risiko, karena penggunaan bahan kimia pada makanan dapat menimbulkan dampak negatif pada kesehatan tubuh yang perlu kamu hindari.

Mengenal Pewarna Makanan Sehat dari Bahan Alami

BPOM menjelaskan bahwa pewarna alami merupakan bahan tambahan makanan yang terbuat dari proses isolasi, ekstraksi, atau derivatisasi yang disebut juga sintesis parsial dari hewan, tumbuhan, mineral, atau sumber alami lainnya. Pewarna makanan yang terbuat dari bahan alami bisa dikatakan sebagai “kosmetik” yang tertua karena telah lama digunakan.

Sampai sekarang, penggunaan pewarna makanan dari bahan alami ini masih dianggap lebih aman dan tidak menimbulkan banyak efek samping. Adapun jenis pewarna makanan dari bahan-bahan alami ini, yaitu:

1. Karoten untuk Warna Merah Tua, Jingga, atau Kuning

Bahan alami ini bisa dengan mudah kamu temukan pada sayur maupun buah yang memiliki warna yang sama, misalnya labu, ubi merah, dan wortel. Karoten sangat baik digunakan sebagai pewarna makanan sehat dan produk susu karena sifatnya yang mudah larut dalam lemak.

2. Klorofil untuk Warna Hijau

Bahan alami ini bisa kamu temukan pada semua sayuran atau tumbuhan yang memiliki warna daun hijau, termasuk daun mint dan bayam. Klorofil sendiri merupakan komponen yang penting bagi tanaman saat melakukan proses fotosintesis.

3. Antosianin untuk Warna Biru dan Ungu

Kamu bisa menggunakan buah anggur atau bluberi untuk mendapatkan warna ungu maupun biru secara alami. Oleh karena sifatnya yang larut di dalam air, bahan alami ini cocok untuk membuat sirup atau agar-agar.

Tidak hanya itu, BPOM juga menyebutkan pewarna makanan alami untuk membuat menu makanan sehat lain yang sudah siap menggunakannya dan tentunya telah memiliki izin edar, yaitu karamel, kurkumin, merah buah bit, riboflavin, dan titanium dioksida.

Waspada Pewarna Makanan Berbahaya

Lalu, pewarna makanan seperti apa yang berbahaya dan perlu kita waspadai?

1. Rhodamine B

Sebenarnya, jenis pewarna ini berguna untuk kayu, sabun, kulit, tekstil, dan kertas. Tidak hanya itu, rhodamine B juga banyak berguna untuk menguji bahan kimia yang menggunakan air raksa sebagai reagensia.

Bentuk dari rhodamine B berupa serbuk berwarna ungu kemerahan atau padatan berwarna hijau. Hasil sementara warna yang berupa merah kebiruan. Apabila zat ini masuk ke dalam tubuh manusia dampaknya, yaitu keracunan dan memicu sel kanker.

2. Kuning Metanil

Warna satu ini banyak berguna untuk cat dan tekstil serta biasa bermanfaat untuk indikator reaksi asam basa atau netralisasi. Terbuat dari kombinasi difenilamin dan asam metanilat yang sangat membahayakan jika masuk ke dalam tubuh. Reaksi mungkin tidak terjadi secara langsung, tetapi saat terjadi penumpukan akan memicu munculnya tumor pada kandung kemih, jaringan kulit, hati, hingga saluran pencernaan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles