Pada Rabu (2/8), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bertengger di angka Rp15.155 per dolar AS, mengalami pelemahan sebesar 35 poin atau 0,23 persen dari posisi sebelumnya. Pergerakan nilai tukar mata uang di kawasan Asia pun bervariasi.
Beberapa mata uang di kawasan Asia mengalami penguatan, seperti baht Thailand yang menguat sebesar 0,15 persen, dolar Singapura 0,11 persen, yen Jepang 0,14 persen, dan yuan China 0,11 persen. Namun, ada juga mata uang yang melemah, seperti won Korea Selatan yang melemah 0,49 persen, peso Filipina minus 0,18 persen, rupee India minus 0,01 persen, dan dolar Hong Kong minus 0,04 persen.
Sementara itu, mata uang utama negara maju mengalami pergerakan yang cukup konsisten di zona hijau. Euro Eropa menguat sebesar 0,06 persen, poundsterling Inggris 0,05 persen, dolar Australia 0,05 persen, franc Swiss 0,16 persen, dan dolar Kanada minus 0,02 persen.
Analis DCFX Futures, Lukman Leong, memproyeksikan bahwa rupiah cenderung melemah terhadap dolar AS pada hari ini. Menurutnya, penguatan dolar AS terhadap mata uang rupiah disebabkan oleh data yang menunjukkan kondisi manufaktur AS yang masih solid.
Meskipun begitu, Lukman Leong menambahkan bahwa pelemahan rupiah akan tetap terbatas, mengingat investor masih memperhatikan dampak dari penurunan rating kredit AS oleh Fitch. Pemantauan situasi ini menjadi penting karena dapat berpengaruh terhadap pergerakan nilai tukar rupiah.
Secara keseluruhan, Lukman memproyeksikan bahwa rupiah akan bergerak di kisaran antara Rp15.100 – Rp15.200 per dolar AS pada hari ini. Perlu dicatat bahwa nilai tukar mata uang selalu dapat berfluktuasi dan dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi dan politik baik di tingkat nasional maupun internasional. Oleh karena itu, pemantauan terus-menerus terhadap pergerakan nilai tukar menjadi penting bagi pelaku pasar dan masyarakat umum.