Oppenheimer adalah film biopik yang menceritakan tentang J. Robert Oppenheimer, seorang fisikawan yang dijuluki Father of the Atomic Bomb; dia berkontribusi besar pada penelitian dan pengembangan bom atom selama proyek Manhattan pada tahun 1940-an.
Terlepas dari fakta bahwa Oppenheimer kemudian dianggap sebagai pencipta bom atom, tidak banyak orang yang tahu bahwa dia menghabiskan sebagian besar hari-hari terakhirnya di Karibia. Sebagai individu yang dibuang.
Seperti dilansir BBC, ketika film paling dinantikan tahun ini, Oppenheimer, dirilis pada 21 Juli, orang-orang di seluruh dunia akan menyaksikan kisah kebangkitan dan kejatuhan menakjubkan ilmuwan misterius yang melepaskan senjata mematikan yang berpotensi menghancurkan umat manusia.
Di masa lalu, Oppenheimer secara terbuka bergulat dengan konsekuensi moral dari ciptaannya setelah Perang Dunia Kedua. Hanya sedikit orang yang tahu bahwa dampak politik yang mengikutinya sangat memengaruhi kehidupan pribadi Oppenheimer, sehingga dia menghabiskan banyak sisa hari-harinya secara efektif bersembunyi di pulau kecil yang terpencil. St. John di Kepulauan Virgin, Amerika Serikat (AS).
“Pada tahun 1945, setelah (militer AS menjatuhkan bom atom di) Hiroshima dan Nagasaki, Oppenheimer dielu-elukan sebagai pahlawan nasional. Gambarnya diletakkan di sampul Time and Life (majalah) dan dia menjadi ilmuwan selebritas paling terkenal di Amerika,” kata Kai Bird, yang bukunya berjudul American Prometheus: The Triumph and Tragedy of J Robert Oppenheimer, memenangkan Hadiah Pulitzer.
Kai Bird menulis buku itu bersama mendiang Martin J Sherwin, yang menginspirasi film biopik terbaru tersebut. “Kemudian pada tahun 1954, dia tiba-tiba menjadi paria (golongan masyarakat terendah) dan menghilang dari kehidupan nasional sampai hari kematiannya,” ucap Kai Bird.
St. John adalah tempat yang bagus untuk bersembunyi dan menjadi anonim. Saat ini, lahan seluas dua hektar tempat fisikawan menghilang dan tinggal paruh waktu di pondok sederhana dari tahun 1955 hingga kematiannya pada tahun 1967 adalah tanah publik, yang dikenal secara lokal sebagai Pantai Oppenheimer.
Meskipun tidak muncul di sebagian besar peta wisata, tempat ini sering disebut-sebut sebagai salah satu pantai terbaik di Kepulauan Virgin dan salah satu rahasia yang paling dijaga.
Demikian pula, kisah yang tidak banyak diketahui tentang bagaimana Oppenheimer berubah dari pahlawan menjadi penjahat dan orang buangan di Karibia menawarkan gambaran sekilas yang menarik tentang kehidupan salah satu ilmuwan paling terkenal di AS, dan pulau yang akhirnya membentuk hari-hari terakhirnya.
Menurut Bird, Oppenheimer menjadi “dipermalukan, terluka parah, dan kelelahan secara fisik dan psikologis”. Jadi, musim panas pada 1955, Oppenheimer meninggalkan rumahnya di Princeton, New Jersey, naik kapal layar setinggi 72 kaki bersama istri dan dua anaknya dan berlayar ke St John.
“Dia melarikan diri. Melarikan diri dari ketenaran sebagai bapak bom atom, tetapi juga ketenaran yang mengganggunya setelah persidangan tahun 1954, kecurigaan ketidaksetiaan, dicurigai menjadi seorang Komunis atau mungkin mata-mata,” kata Bird.
“Ketika mereka (keluarga Oppenheimer) melihat pulau itu untuk pertama kalinya, Oppenheimer jatuh cinta pada St John, jadi, dia kembali pada tahun berikutnya dan akhirnya menemukan beberapa properti di pantai dan membangun kabin yang sangat sederhana dan di situlah dia menghabiskan sisa hidupnya. Anda tahu, dia melewatinya berbulan-bulan dalam setahun, baik di musim dingin, tetapi terkadang di musim semi dan musim panas. Ini bukan tentang penebusan dosa; ini tentang kembali ke fisik dunia alami,” beber Bird.
Dalam bukunya, Bird dan Sherwin menulis bahwa hampir tidak ada telepon atau listrik di St John. Burung merak serta keledai berkeliaran di jalanan tanah pulau itu.
St John sendiri baru menjadi wilayah AS selama 37 tahun dan 90 persen dari 800 penduduknya adalah keturunan dari orang-orang yang sebelumnya diperbudak yang diculik oleh tuan tanah Denmark sebelumnya dari Afrika untuk bekerja di perkebunan gula dan kapas mereka. Pulau ini hanya seukuran Manhattan.
Bar pertama di pulau itu baru akan dibangun dua tahun lagi, dan bangunan terbesarnya adalah pondok satu lantai bergaya roti jahe India Barat. “Alasan mereka (keluarga Oppenheimer) memilih St John adalah karena itu terpencil,” kata David W Knight Sr, seorang sejarawan lokal yang keluarganya berteman baik dengan anggota keluarga Oppenheimer.
“Tidak ada yang akan melecehkan (Oppenheimer)]. Tidak ada yang tahu siapa dia atau peduli. Itu adalah tempat yang bagus untuk bersembunyi dan menjadi anonim. Sesederhana itu,” ungkap David W Knight Sr.