American Cancer Society menyatakan bahwa semua wanita dari berbagai usia memiliki risiko terkena kanker serviks, meskipun faktanya kanker ini lebih banyak menyerang wanita yang sudah aktif secara seksual. Mewaspadai gejala kanker serviks pada tahap awal sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan. Namun, gejala mungkin tidak terlalu jelas atau bahkan tidak ada sama sekali.
Waspadai Gejala Kanker Serviks
Sayangnya, gejala awal kanker serviks kerap diabaikan karena dianggap sebagai keluhan yang normal. Berikut beberapa gejala awal kanker serviks yang perlu diwaspadai:
- Gangguan buang air kecil seperti nyeri saat berkemih, atau buang air kecil berdarah jika kanker sudah menyebar ke saluran kencing.
- Gangguan buang air besar, jika kanker sudah menyebar ke saluran pencernaan.
- Keputihan dalam jangka waktu lama.
Sementara itu, jika sudah menginjak stadium lanjut, gejala kanker serviks bisa muncul dengan tanda-tanda berikut:
- Keputihan yang lama, berbau, atau bercampur darah.
- Perdarahan yang terjadi setelah masa menopause.
- Perdarahan yang terjadi setelah pemeriksaan panggul atau pembersihan alat kelamin wanita (douching).
- Perdarahan yang terjadi di luar masa menstruasi.
- Periode menstruasi yang terjadi lebih berat dan lebih lama daripada biasanya.
- Nyeri saat berhubungan intim.
- Nyeri di area panggul.
- Penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas.
Bagaimana Kanker Serviks Bisa Terjadi?
Kanker serviks terjadi saat sel-sel yang sehat mengalami perubahan atau mutasi genetik. Mutasi tersebut dapat mengubah sel yang normal menjadi abnormal, yang kemudian berkembang tak terkendali dan membentuk sel kanker. Lalu, apa yang menyebabkan terjadinya hal ini? Belum diketahui secara pasti juga.
Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risikonya. Faktor utamanya adalah kelompok virus bernama HPV (human papilloma virus) yang menginfeksi serviks atau leher rahim. Selain area kelamin, virus ini juga dapat menginfeksi kulit dan membran mukosa di anus, mulut, serta tenggorokan.
Pada serviks, HPV menular lewat hubungan seksual, dan penularannya semakin berisiko jika:
- Memiliki lebih dari satu pasangan seksual.
- Melakukan hubungan seks di usia dini.
- Memiliki kekebalan tubuh yang lemah, misalnya pada pengidap HIV/AIDS.
- Mengidap infeksi menular seksual, seperti gonore, klamidia, dan sifilis.
Selain hal-hal tadi, ada juga beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kanker serviks, yaitu:
- Memiliki berat badan berlebih (obesitas).
- Pola makan tak sehat, serta kurang konsumsi buah dan sayuran.
- Mengonsumsi pil KB selama 5 tahun atau lebih.
- Melahirkan lebih dari 5 anak, atau melahirkan di bawah usia 17 tahun.
- Memiliki riwayat kanker serviks dalam keluarga.
Perlu diketahui bahwa ketika sudah memasuki stadium lanjut dan sel kanker telah menyebar ke berbagai organ lainnya, peluang kesembuhan untuk pengidap bisa sangat kecil.