Garam adalah mineral kristal yang memiliki kemampuan untuk menambah rasa asin pada makanan. Dua unsur mineral ini, natrium (Na) dan klorin (Cl), sangat penting bagi tubuh karena membantu saraf dan otak mengirimkan impuls listrik.
Garam juga dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan, salah satunya adalah untuk menambah citarasa pada makanan tertentu. Selain itu, ini dapat digunakan sebagai pengawet makanan. Lihat berbagai jenisnya dan keuntungan untuk kesehatan tubuh!
Jenis-Jenis Garam
Garam dan masakan tidak bisa terpisahkan. Masakan tentu terasa kurang sedap dan hambar kalau tidak kamu beri bumbu dapur ini. Ini bisa menjadi salah satu bahan memasak terpenting di dunia.
Namun, tahukah kamu bahwa ada berbagai jenisnya di dunia ini? Nah, yang sering kita masak adalah garam meja. Selain jenis ini, berikut jenis lainnya yang perlu kamu ketahui:
1. Garam halus (garam meja)
Ini adalah yang paling umum dan sering berguna dalam keperluan memasak. Jenis ini berbentuk halus karena saat pembuatannya, melalui proses penggilingan dan sebagian besar kotoran serta mineralnya terbuang.
Namun, salah satu kekurangan jenis ini, saat penggilingan bumbu ini bisa menggumpal bersama. Karena alasan tersebut, berbagai zat yang terkenal sebagai agen anti-caking perlu ditambahkan, sehingga dapat tergiling dengan halus.
Garam halus mengandung hampir 97 persen natrium klorida bahkan bisa lebih tinggi. Tetapi, di banyak negara, ini juga mengandung yodium tambahan.
2. Garam laut (sea salt)
Garam laut dibuat dengan cara menguapkan air laut. Seperti jenis lainnya, jenis ini mengandung natrium klorida yang tinggi.
Namun, tergantung pada sumbernya dan bagaimana prosesnya, biasanya mengandung berbagai mineral seperti potasium, besi, dan seng.
Semakin gelap jenis ini, maka semakin tinggi konsentrasi kotoran dan jejak nutrisi. Namun, karena polusi laut, jenis ini juga berisiko menampung sejumlah logam berat seperti timah.
Jenis ini dapat mengandung mikroplastik, yaitu sisa-sisa plastik mikroskopis. Implikasi kesehatan dari plastik mikro dalam makanan masih belum jelas, tetapi zat tersebut bisa menimbulkan risiko kesehatan yang masih tergolong rendah. Tidak seperti yang biasa, ini teksturnya lebih kasar, karena lebih tidak ditumbuk dengan halus.
3. Garam himalaya (pink salt Himalaya)
Sebagian besar garam himalaya berasal dari Tambang Garam Khewra di Pakistan yang termasuk tambang terbesar kedua di dunia. Jenis ini umumnya mengandung sejumlah besi oksida (karat), sehingga membuatnya berwarna merah muda.
Jenis ini memiliki sejumlah kecil kalsium, zat besi, kalium dan magnesium. Karena itu, jenis ini mengandung natrium yang lebih rendah ketimbang jenis yang halus hingga laut.
4. Garam kosher
Berbeda dengan jenis sebelumnya, jenis ini memiliki struktur kasar dan serpih. Garam kosher cenderung mengandung aditif seperti agen anti-caking dan yodium.
Sebagai informasi, satu sendok tehnya jauh lebih ringan rasa asinnya daripada satu sendok teh garam biasa. Maka dari itu, hindari mengganti yang satu dengan yang lain dengan rasio 1:1. Hal ini bisa membuat makanan terlalu asin atau terlalu hambar.
5. Garam celtic
Jenis ini memiliki warna keabu-abuan dan mengandung sedikit air, sehingga membuatnya cukup lembap. Istimewanya, jenis celtic menawarkan sejumlah mineral dan sedikit lebih rendah natrium daripada yang biasa.