Teenage Mutant Ninja Turtles: Mutant Mayhem diterima dengan baik oleh kritikus. Ada banyak pujian untuk adaptasi terbaru dari cerita tentang pahlawan super kura-kura ninja, berkat animasi yang luar biasa dan kematangan plot.
Laman agregator Rotten Tomatoes mencatat pencapaian luar biasa itu pada Jumat (11/8). Mutant Mayhem mendapatkan Certified Frest Rotten Tomatoes—predikat tomat segar—dengan skor kritikus 96 persen dari 186 ulasan.
Dengan skor 92 persen dari seribu lebih penonton memberikan skor yang sangat baik, angka mendekati sempurna itu diikuti oleh penonton.
Mutant Mayhem bahkan berhasil menduduki peringkat teratas sebagai film animasi, mengalahkan Spider-Man: Across the Spider-Verse dengan skor kritikus tertinggi di Rotten Tomatoes, dengan skor sebesar 1% dari film yang dirilis pada Juni lalu.
Meski demikian, Mutant Mayhem belum bisa menyalip skor audiens Across the Spider-Verse karena tertinggal dua persen.
Sebagian besar kritikus memuji kualitas TMNT: Mutant Mayhem yang dinilai jauh lebih bagus dibanding sederet karya adaptasi sebelumnya. Johnny Oleksinski dari New York Post menilai film itu mengalami peningkatan besar dari enam rilisan TMNT sebelumnya.
Hal serupa diungkapkan kritikus lain, seperti Jake Coyle dalam ulasan yang dipublikasi Associated Press. Coyle menilai Mutant Mayhem sebagai titik kebangkitan empat kura-kura ninja super yang selama ini diadaptasi secara buruk.
“Mutant Mayhem adalah satu setengah jam terbaik dari mereka. Ini menjadi peningkatan besar dari trilogi live-action pada 1990-an serta live-action TMNT yang keji pada 2007,” tutur Oleksinski, Kamis (2/8).
“Kata pertama dalam nama pertama mereka akhirnya terasa asli. Tujuh film digarap, memang sepantasnya Donatello, Michelangelo, Leonardo, dan Raphael harus mendapat era kebangkitan,” tulis ulasan Coyle.
Beberapa kritikus juga menilai film itu mengandung nilai substansial, seperti yang disampaikan kritikus Amanda Luberto dari Arizona Republic. Ia menilai Mutant Mayhem sarat dengan nilai keluarga sehingga menghasilkan kesan yang menyenangkan.
Sejumlah kritikus beranggapan Mutant Mayhem berhasil menyuguhkan kesegaran di tengah tren adaptasi intellectual property (IP) yang berujung lesu.
Tomris Laffly, kritikus dari The Wrap, menilai animasi itu berhasil menang di hati penonton tanpa perlu berubah atau melenceng jauh dari karya aslinya.
“Kegembiraan dari apa yang membuat Mutant Mayhem itu berhasil adalah karena ini benar-benar sebuah film keluarga,” tutur Luberto dari Arizona Republic.
“Mutant Mayhem adalah kemenangan kecil di dunia IP yang melelahkan, yang tidak perlu bermutasi menjadi lebih jauh agar dapat diterima,” ungkap Laffly.
Di sisi lain, beberapa aspek dalam Mutant Mayhem juga tetap mendapat kritik dari para kritikus. John Wenzel dari Denver Post menilai adaptasi terbaru TMNT itu ternyata masih terjebak masalah yang sama dengan pendahulu.
Kritik terhadap cerita dan eksekusi film juga dilontarkan kritikus lain, seperti Maya Phillips dari New York Times. Menurutnya, plot Mutant Mayhem tidak memiliki kejutan yang terlalu berarti. Film itu bahkan dinilai memiliki pesan yang terlalu klise karena tidak imajinatif dalam menyampaikan pesan-pesan itu sepanjang cerita.
“Meski Mutant Mayhem melakukan beberapa hal dengan benar, mulai dari pengisi suara hingga asal-usul kura-kura ninja versi terbaru, ia juga terjebak dalam masalah yang sama dengan pendahulunya,” tulis Wenzel.
“Ada sedikit kerumitan pada karakter dan tak ada kejutan pada plot. Bahkan, pesannya diungkapkan dengan tidak imajinatif sehingga terasa klise,” tutur Maya Phillips.
Mutant Mayhem diarahkan Jeff Rowe dengan naskah garapan Seth Rogen, Evan Goldberg, Dan Hernandez, serta Benji Samit. Film ini merupakan adaptasi TMNT ketujuh sekaligus versi reboot dari serial asli.
Film animasi itu dibintangi sederet aktor yang bergabung sebagai pemeran utama, yakni Micah Abbey, Shamon Brown Jr., Brady Noon, hingga Nicolas Cantu.
Teenage Mutant Ninja Turtles: Mutant Mayhem tayang 9 Agustus di bioskop.